@misc{eprints78838, month = {Januari}, title = {PERBANDINGAN DAYA HAMBAT PROBIOTIK Lactobacillus plantarum, ANTIBIOTIK CLINDAMYCIN, DAN ERYTHROMYCIN TERHADAP PERTUMBUHAN Cutibacterium acnes PENYEBAB AKNE VULGARIS: STUDI IN VITRO}, author = {Suherman Auriva Renasha}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas Kedokteran}, year = {2024}, url = {http://digilib.unila.ac.id/78838/}, abstract = {Latar Belakang: Akne vulgaris merupakan gangguan kronik pada kulit yang tidak jarang terjadi pada orang dewasa. Mikroorganisme penyebab akne vulgaris adalah Cutibacterium acnes. Terdapat beberapa mekanisme dalam pengobatan akne vulgaris, salah satunya adalah menghambat pertumbuhan Cutibacterium acnes. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni di laboratorium. Zona hambat diukur menggunakan metode difusi cakram. Penelitian ini membandingkan zona hambat probiotik Lactobacillus plantarum, antibiotik clindamycin, dan eritromisin terhadap pertumbuhan Cutibacterium acnes. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan terbentuknya zona hambat dari probiotik Lactobacillus plantarum, antibiotik clindamycin, dan erythromycin terhadap pertumbuhan Cutibacterium acnes. Erythromycin menghasilkan zona hambat terbesar terhadap Cutibacterium acnes dengan rata-rata zona hambat sebesar 27,21?0,25 mm. Kemudian, Lactobacillus plantarum menghasilkan zona hambat terbesar setelah erythromycin dengan rata-rata zona hambat sebesar 13,30?0,25 mm. Zona hambat terkecil dihasilkan oleh clindamycin dengan rata-rata zona hambat sebesar 12,20?0,09 mm. Simpulan: Zona hambat erythromycin lebih besar daripada zona hambat Lactobacillus plantarum dan clindamycin dalam menghambat Cutibacterium acnes. Kata Kunci: Antibiotik, Cutibacterium acnes, Lactobacillus plantarum, zona hambat} }