%0 Generic %A KEZIA GRACELLA , BUMBUNGAN %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %F eprints:79592 %I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK %T PERSEPSI SISWA TERHADAP KONTEN HUBUNGAN SEKSUAL PRA NIKAH MELALUI MEDIA SOSIAL STUDI TERHADAP SMA XAVERIUS BANDARLAMPUNG %U http://digilib.unila.ac.id/79592/ %X Persepsi merupakan proses penyimpulan pesan yang diterima dari lingkungan sekitar melalui panca indra. Menurut teori persepsi konstruktif, persepsi terbentuk dari latar belakang dan pengalaman tiap individu. Setiap individu pastinya memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda sehingga persepsi pun dapat berbeda-beda. Pengalaman juga dapat dilihat dari bagaimana kehidupan media sosial tiap individu. Melalui media sosial, para penggunanya dapat berbagi konten yang sifatnya menghibur, mengedukasi, mempersuasi, dan lain sebagainya. Namun disamping itu, masih terdapat konten negatif yang beredar di media sosial seperti konten yang berhubungan dengan hubungan seksual. Remaja yang dalam kategori umur masih ditahap pencarian jati diri dengan emosi yang labil dapat dengan mudah terpengaruh atau bahkan terjerumus dalam kenakalan remaja. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi remaja mengenai konten yang berhubungan dengan hubungan seksual di luar nikah melalui metode dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada tujuh siswa SMA Xaverius Bandarlampung. Melalui wawancara yang berpedoman pada faktor pembentuk persepsi, didapatkan hasil bahwa siswa dengan latar belakang orang tua berbeda agama, orang tua yang sudah bercerai, berbagai latar belakang budaya, berbeda tingkatan kecerdasan emosi, dan berbagai ekspetasi mengenai pelaku hubungan seksual pra nikah, berpersepsi bahwa mereka tidak menyetujui atau tidak menormalkan adanya konten yang mengandung hubungan seksual pra nikah di media sosial. Setiap informan yang tidak menyetujui mengenai konten tersebut juga memiliki latar belakang sifat yang berbeda-beda seperti tidak mudah bergaul dan cenderung pendiam, memiliki pemikiran liberal yang cenderung menerima budaya lain, tingkat emosi yang cukup tinggi, dan lain sebagainya. Jadi walaupun memiliki persepsi yang sama, namun dilatarbelakangi hal yang berbeda. Kata Kunci: persepsi, remaja, hubunga seksual pra nikah, media sosial Perception is the process of sensing a message by the five senses, which is then managed by the brain to produce a conclusion about the message. According to the theory of constructive perception, perception is formed from the background and experience of each individual. Every individual certainly has different backgrounds and experiences so that perceptions vary. Experience can also be seen from how each individual lives on social media. Social media is an online communication medium that is often used to share the latest activities and interesting things by each user. Through social media, users can share content that is entertaining, educational, persuasive, and so on. However, apart from that, there is still negative content circulating on social media, such as content related to sexual relations. This content is not suitable for circulation because it can influence teenagers' perceptions. Adolescents who are still in the stage of searching for their identity with unstable emotions can easily be influenced or even fall into juvenile delinquency. Therefore, this research aims to find out how teenagers perceive content related to sexual relations outside of marriage using a qualitative approach carried out by interviewing and observing seven Xaverius High School students in Bandarlampung. Through interviews that were guided by perception-forming factors, the results showed that students with different religious parental backgrounds, divorced parents, various cultural backgrounds, different levels of emotional intelligence, and various expectations regarding practitioners of premarital sexual relationships, perceived that they did not approve or not normalize content containing sexual relations on social media. Keywords: perception, teenagers, sexual relations outside of marriage, social media