%0 Generic %A MUHAMMAD , ENDI SYAPUTRA %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %F eprints:80828 %I FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %T ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM NOVEL 70 MIL KARYA ANASTASYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA %U http://digilib.unila.ac.id/80828/ %X Masalah dalam penelitian ini ialah alih kode dan campur kode dialog antartokoh dalam novel 70 Mil karya Anastasya. Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan bentuk-bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode dalam novel 70 Mil karya Anastasya serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini, yaitu novel 70 Mil karya Anastasya. Data dalam penelitian ini berupa data lingual tuturan para tokoh yang mengandung alih kode dan campur kode. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis dokumen. Kajian alih kode dan campur kode dalam penelitian ini meliputi bentuk-bentuk dan faktor penyebab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam novel 70 Mil karya Anastasya ditemukan bentuk-bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode. Bentuk-bentuk alih kode yang ditemukan berupa alih kode ekstern, sedangkan alih kode intern tidak ditemukan. Alih kode ekstern ditandai dengan peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya, sedangkan alih kode intern ditandai dengan peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah atau sebaliknya. Faktor penyebab terjadinya alih kode, yaitu faktor penutur, mitra tutur, berubahnya topik pembicaraan, dan membangkitkan rasa humor. Fenomena alih kode cenderung disebabkan oleh faktor penutur. Hal tersebut disebabkan oleh penutur yang ingin menjelaskan maksud dari tuturannya, penutur ingin menciptakan suasana santai, dan penutur ingin memperhalus tuturannya agar terdengar lebih sopan. Selain alih kode ditemukan pula data mengenai campur kode. Adapun bentuk-bentuk campur kode yang ditemukan berupa campur kode berbentuk kata, frasa, baster, dan klausa. Kata yang ditemukan ialah kata tunggal dan kata kompleks berupa kata berimbuhan, kata majemuk, dan gabungan kata. Frasa yang ditemukan ialah frasa endosentrik koordinatif, atributif, dan apositif. Baster yang ditemukan berupa gabungan istilah dari bahasa asing dengan klitik bahasa Indonesia. Klausa yang ditemukan ialah klausa lengkap dan tak lengkap yang dilihat berdasarkan unsur internalnya. Fenomena campur kode yang paling sering dijumpai ialah campur kode berbentuk kata, sedangkan campur kode berbentuk baster merupakan fenomena yang paling sedikit ditemukan. Faktor penyebab terjadinya campur kode, yaitu faktor kebahasaan dan faktor sikap penutur. Fenomena campur kode cenderung disebabkan oleh faktor kebahasaan. Hal itu karena penutur menggunakan istilah yang populer, penutur menggunakan istilah yang lebih tepat, latar belakang kedwibahasaan penutur yang menguasai bahasa asing, dan penutur yang ingin menjelaskan maksud dari tuturannya. Adapun faktor sikap penutur terjadi karena penutur ingin menegaskan maksud tuturannya, penutur ingin menciptakan suasana humor, dan latar belakang kesantaian dalam bertutur. Hasil penelitian ini diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XI fase F berbasis Kurikulum Merdeka ke dalam materi “Mengembangkan Apresiasi Prosa Bertema Lingkungan” sebagai contoh dan materi tambahan yang tercantum di dalam modul ajar, dengan output menulis teks prosa berupa cerpen. Kata kunci: alih kode, campur kode, implikasi