%0 Generic %A M. ELLIF, ATHALLAH PNR %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %F eprints:80977 %I FAKULTAS HUKUM %T ANALISIS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MELAWAN ARUS BAGI PENGENDARA RODA DUA DI KOTA BANDAR LAMPUNG %U http://digilib.unila.ac.id/80977/ %X Pelanggaran lalu lintas yang kerap terjadi di Bandar Lampung adalah tindakan melawan arus. Tindakan ini merujuk pada pengaturan lalu lintas yang mengubah arah kendaraan untuk bergerak berlawanan dengan arus yang seharusnya. Mayoritas pelanggar dalam kategori ini pengendara roda dua berusaha menghindari kemacetan dengan cara yang berisiko. Tindakan melawan arus tidak hanya membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya, tetapi juga dapat menyebabkan kecelakaan fatal yang mengancam jiwa, sehingga penegakan hukum yang tegas sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara mendalam mekanisme penegakan hukum yang diterapkan oleh Kepolisian terhadap pengendara sepeda motor yang melanggar arus lalu lintas, sekaligus mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penghalang dalam proses penegakan hukum tersebut. Dalam kajian ini, pendekatan yang diadopsi adalah yuridis empiris, di mana pengumpulan data mencakup baik data sekunder maupun primer. Proses penelitian dilakukan melalui telaah pustaka dan observasi langsung di lapangan. Para narasumber yang berkontribusi dalam penelitian ini terdiri dari anggota Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung serta dosen di bidang Pidana dari Fakultas Hukum Universitas Lampung. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif, bertujuan untuk meraih pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu yang sedang diteliti. Hasil kajian menunjukkan bahwa penegakan hukum oleh aparat kepolisian terhadap pengendara sepeda motor yang melawan arus belum mencapai tingkat efektivitas yang diinginkan. Hal ini tercermin dalam berbagai tahapan, mulai dari perumusan, penerapan, hingga pelaksanaan sanksi pidana tilang, yang terhambat oleh rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat dan kinerja kepolisian yang belum optimal. Selain itu, terdapat sejumlah faktor yang menghalangi penegakan hukum, seperti keterbatasan sumber daya manusia di kepolisian, kurangnya kesadaran masyarakat, kondisi kendaraan yang tidak memadai, serta infrastruktur jalan yang belum mendukung. Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, kepolisian berupaya menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Perhubungan, serta melaksanakan operasi zebra, program simpatik lodaya, patuh, dan pemeriksaan insidental, di samping melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pendidikan masyarakat mengenai keselamatan berlalu lintas. Saran yang diungkapkan dalam skripsi ini menekankan pentingnya Kepolisian unit lalu lintas untuk melaksanakan penegakan hukum dengan cara yang lebih proaktif, termasuk memberikan sosialisasi yang berkelanjutan kepada para pengendara kendaraan bermotor. Tindakan tegas seperti teguran atau tilang harus diterapkan bagi mereka yang melanggar aturan lalu lintas, terutama yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi keselamatan berlalu lintas. Diharapkan aparat kepolisian lalu lintas dapat meningkatkan kinerja mereka di lapangan, terutama di lokasi-lokasi yang sering menjadi titik pelanggaran, melalui sosialisasi mengenai pentingnya safety riding, guna mengurangi bahkan menghilangkan perilaku melanggar yang berpotensi menimbulkan korban baru. Kata Kunci: Penegakan Hukum, Kepolisian, Pengendara Roda Dua, Melawan Arus. Traffic violations that often occur in Bandar Lampung are actions against the flow. This action refers to traffic regulation that changes the direction of vehicles to move against the proper flow. The majority of violators in this category are two-wheeled drivers who try to avoid traffic jams in a risky way. Actions against the flow not only endanger the safety of other road users, but can also cause fatal, life-threatening accidents, so strict law enforcement is very necessary. This research aims to investigate in depth the law enforcement mechanisms implemented by the Police against motorcyclists who violate traffic flow, as well as identifying various factors that become obstacles in the law enforcement process. In this study, the approach adopted is empirical juridical, where data collection includes both secondary and primary data. The research process was carried out through literature review and direct observation in the field. The resource persons who contributed to this research consisted of members of the Bandar Lampung Police Traffic Unit as well as lecturers in the field of Crime from the Faculty of Law, University of Lampung. Data analysis was carried out using qualitative methods, aiming to achieve a deeper understanding of the issue being researched. The results of the study show that law enforcement by police officers against motorcyclists who go against the flow has not reached the desired level of effectiveness. This is reflected in various stages, from formulation, implementation, to implementation of fine criminal sanctions, which are hampered by low legal awareness among the public and suboptimal police performance. Apart from that, there are a number of factors that hinder law enforcement, such as limited human resources in the police, lack of public awareness, inadequate vehicle conditions, and unsupported road infrastructure. To overcome these various challenges, the police are trying to establish communication and coordination with the Transportation Service, as well as carrying out zebra operations, sympathetic lodaya programs, compliance and incidental inspections, in addition to conducting outreach to increase public education regarding traffic safety. The suggestion in this thesis is that the police traffic unit should carry out law enforcement by providing continuous outreach to motor vehicle drivers, taking strong action in the form of warnings or tickets for traffic violators who have a negative impact on traffic. Officials (traffic police) are expected to maximize their performance on the road, especially in places where violations are often committed by two-wheeled drivers who drive against the flow. In order to create a culture of orderly driving in the city of Bandar Lampung in the field of traffic and road transportation, carry out outreach regarding the importance of safe riding to reduce or eliminate the culture of violations, so as not to give rise to new victims. Keywords: Law Enforcement, Police, Two-Wheeled Riders, Against the Flow.