TY - GEN CY - UNIVERSITAS LAMPUNG ID - eprints81269 UR - http://digilib.unila.ac.id/81269/ A1 - Ferdy , Nurfajri Y1 - 2024/07/18/ N2 - Merti Desa juga merupakan tradisi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang telah diberikannya. Masyarakat tersebut meyakini bahwasannya apabila tidak melaksanakan tradisi tersebut akan menerima bala atau marabahaya, hal ini didukung oleh adanya peristiwa seperti desa yang terkena musibah dan lain bala atau marabahaya lainnya. Oleh sebab itu, pelaksanaan tradisi menarik untuk dikaji dengan tujuan melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Tradisi Merti Desa di Desa Klaten Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Triangulasi Data, terdiri dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan data. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan Merti Desa dapat dilihat dari rembuk desa, kenduri dan labuh tanggapan. Pada pelaksanaan rembuk desa masyarakat Desa Klaten melakukan musyawarah mulai dari sesepuh desa, aparat desa, tokoh agama, bahkan hingga anak muda untuk menentukan hari atau kapan pelaksanaan Merti Desa,, pembentukan panitia, dan juga menentukan anggaran dana. Pada pelaksanaan kenduri, dimulai dengan acara doa bersama yang dilaksankan di balai desa setelah sholat magrib, kaum laki-laki mulai berdatangan ke balai desa dengan membawa tampah yang berisi hidangan makanan atau ambengan. Tahap pelaksanaan labuh tanggapan melaksanakan pertunjukan wayang kulit dibalai desa yang menjadi penutup dalam tradisi Merti Desa dimulai setelah selesai acara kenduri dan akan berakhir pada esok hari (subuh). Kata Kunci: Pelaksanaan, Tradisi, Merti Desa. Merti Desa is also a tradition of expressing gratitude to God for all the gifts he has given. The community believes that if they do not carry out the tradition, they will receive bad luck or distress, this is supported by events such as the village being hit by a disaster and other bad luck or other disasters. Therefore, the implementation of the tradition is interesting to study with the aim through this research is to find out how the implementation of the Village Merti Tradition in Klaten Village, Gadingrejo District, Pringsewu Regency. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. The data collection technique used is the Data Triangulation technique, consisting of interviews, observation, and documentation. The data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and data withdrawal. The results and discussion of this study are the implementation of Merti Desa can be seen from the village meeting, kenduri and labuh responses. In the implementation of village meetings, the Klaten Village community conducts deliberations ranging from village elders, village officials, religious leaders, and even young people to determine the day or when the Merti Desa will be held, the formation of the committee, and also determine the budget. In the implementation of the kenduri, starting with a joint prayer event held at the village hall after the evening prayer, men began to arrive at the village hall carrying tampahs containing food dishes or ambengan. The implementation stage of the response labuh is carrying out a shadow puppet show in the village hall which is the closing in the Merti Desa tradition starting after the kenduri event is over and will end the next day (dawn). Keywords: Implementation, Tradition, Village Merti. PB - FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN TI - TRADISI MERTI DESA PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA KLATEN KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU AV - restricted ER -