%A Melviani %T ETNOFARMAKOLOGI DAN BIOPROSPEKSI MANGROVE SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN PESAWARAN %X Masyarakat pesisir secara empiris telah memanfaatkan tanaman mangrove sebagai obat dan telah membuktikan khasiatnya untuk pengobatan berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan mangrove (nilai guna, bagian, dan tingkat keyakinan) secara etnofarmakologi oleh masyarakat pesisir Kabupaten Pesawaran, mendapatkan potensi tumbuhan mangrove sebagai obat berdasarkan kajian literatur, serta kesesuaian penggunaan tanaman obat oleh masyarakat dengan potensi yang dimiliki oleh jenis tumbuhan mangrove. Penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidodadi dan Desa Gebang Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran dengan pengambilan data melalui metode wawancara dan observasi. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif analitik dan komparatif antara etnofarmakologi dan bioprospeksi sebagai tumbuhan obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 dari 23 spesies mangrove dimanfaatkan sebagai tanaman obat, terutama untuk penanganan penyakit infeksi. Pengolahan tanaman mangrove dilakukan secara tradisional dan sering kali melibatkan ritual yang dianggap penting dalam proses penyembuhan. Rhizophora apiculata adalah spesies yang paling sering digunakan, dengan daun sebagai bagian yang paling umum dimanfaatkan dengan nilai PPV (Plant Part Value) (48,89%). Namun demikian, secara tradisional tingkat kepercayaan masyarakat terhadap efektivitasnya sebagai obat relatif sedang dengan kisaran 40% hingga 70%. Dari 23 jenis tumbuhan mangrove di pesisir Pesawaran, teridentifikasi 34 komponen senyawa bioaktif. Senyawa ini berpotensi dimanfaatkan sebagai pengobatan 40 jenis penyakit yang berpotensi untuk berbagai penyembuhan penyakit infeksi, degeneratif, dan sebagai tonik alami yang meningkatkan vitalitas tubuh. Sekitar 55,56% spesies mangrove menunjukkan kesesuaian antara penggunaan mangrove secara etnofarmakologi sejalan dengan temuan bioprospeksi, namun sekitar 22,22% dari pemanfaatan tumbuhan mangrove belum mendapatkan kajian lanjutan secara ilmiah. %D 2025 %C UNIVERSITAS LAMPUNG %R 2114151038 %I FAKULTAS PERTANIAN %L eprints81275