%0 Generic
%A Nabila , Azzahra Salsabila
%C UNIVERSITAS LAMPUNG
%D 2024
%F eprints:81662
%I MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
%T MODIFIKASI SELULOSA DARI SABUT KELAPA SAWIT (Elaeis  Guineensis Jacq) DENGAN TEKNIK PELAPISAN MAGNETIT SERTA  UJI ADSORPSI TERHADAP ZAT WARNA METILEN BIRU
%U http://digilib.unila.ac.id/81662/
%X In this study involved the isolation of cellulose from oil palm empty fruit bunch  (Elaeis Guineensis Jacq), which was subsequently modified by magnetite coating  through the addition of FeCl3.6H2O and FeSO4.7H2O compounds to produce pure  cellulose-magnetite and fiber cellulose-magnetite as methylene blue adsorbents.  The adsorbents were characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy  (FTIR) to identify functional groups, X-Ray Diffraction (XRD) to determine    crystallinity, and Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-  EDX) to analyze surface morphology and elemental composition.    The optimum adsorption of methylene blue occurred at pH 8 (pure cellulose), 9  (fiber cellulose), 8 (pure cellulose-magnetite), and 5 (fiber cellulose-magnetite).  The optimum contact time between the adsorbents and methylene blue was found  to be 15 minutes (pure cellulose), 60 minutes (fiber cellulose), 90 minutes (pure  cellulose-magnetite), and 30 minutes (fiber cellulose-magnetite), with an optimum  concentration of 200 ppm. The adsorption kinetics of methylene blue tended to  follow pseudo-second-order kinetics, and the adsorption isotherms tended to fit  the Freundlich model.  Keywords: Adsorption, cellulose, oil palm empty fruit bunch, magnetite,  methylene blue.  Pada penelitian ini telah dilakukan pemisahan selulosa dari sabut kelapa sawit  (Elaeis Guineensis Jacq) yang kemudian dimodifikasi dengan pelapisan  magnetit melalui penambahan senyawa FeCl3.6H2O dan FeSO4.7H2O untuk  menghasilkan selulosa magnetit sebagai adsorben zat pewarna metilen biru.  Adsorben tersebut dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer Fourier  Transform Infra-Red (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus fungsi, X-Ray  Diffraction (XRD) untuk mengidentifikasi tingkat kristalinitas, dan Scanning  Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) untuk mengetahui  morfologi permukaan dan mengidentifikasi komposisi unsur yang terkandung  dalam adsorben. Adsorpsi zat pewarna metilen biru pada selulosa murni,  selulosa sabut, SMM, dan SSM optimum pada masing-masing pH 8, 9, 8 dan 5.  Waktu kontak optimum antara adsroben dengan metilen biru adalah 15 menit  (selulosa murni), 60 menit (selulosa sabut), 90 menit (SMM), dan 30 menit  (SSM) dengan konsentrasi optimum 200 ppm. Kinetika adsorpsi metilen biru  cenderung mengikuti kinetika pseudo orde dua dan isoterm adsorpsi metilen biru  cenderung mengikuti isoterm Freundlich.  Kata kunci: Adsorpsi, selulosa, sabut kelapa sawit, magnetit, dan metilen  biru.