TY  - GEN
CY  - UNIVERSITAS LAMPUNG
ID  - eprints81873
UR  - http://digilib.unila.ac.id/81873/
A1  - Geo , Alfriza Gaghana	
Y1  - 2024/08/09/
N2  - Persedian bahan bakar fosil mengalami keterbatasan, yang menimbulkan
permasalahan terhadap pemenuhan kebutuhan energi di masa yang akan datang.
Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang dapat mensubstitusikan
penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar terbarukan. Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) sebagai limbah pertanian berlignoselulosa dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pada teknologi generasi ke-2. Penelitian ini
bertujuan untuk memanfaatkan biomassa TKKS sebagai bahan baku bioetanol
menggunakan Simultaneous Saccarification and Fermentation (SSF) dengan
memanfaatkan Actinomycetes. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi
perlakuan awal TKKS, karakterisasi biomassa TKKS, isolasi Actinomycetes
sedimen mangrove, penapisan Actinomycetes, dan produksi bioetanol melewati
SSF menggunakan Actinomycetes dan S.cereviciae selama 72 jam. Hasil
karakterisasi menunjukan bahwa TKKS mengandung 18,86% lignin, 54,28%
selulosa, dan 26,86 % senyawa lainnya. Kristalinitas serbuk TKKS yaitu sebesar
71,17% meningkat menjadi 81,47% setelah delignifikasi. Hasil isolasi
Actinomycetes diperoleh satu isolat unggul yaitu ActDM-2 yang memiliki indeks
selulolitik 0,722 dengan aktivitas unit sebesar 2,2618 U.mL-1

. Produksi bioetanol
menggunakan proses SSF dilakuan dengan waktu fermentasi 72 jam
menggunakan S.cereviciae. Kadar glukosa tertinggi didapatkan pada jam ke-24

yaitu sebesar 2,186 g/L. Waktu optimum produksi etanol didapatkan pada jam ke-
48 dengan konsentasi etanol sebesar 0,755 g.L-1 dengan persen efisiensi sebesar

83,74 %.
Kata kunci: limbah TKKS, Actinomycetes, bioetanol, SSF
The supply of fossil fuels is limited, which creates problems for the fulfillment of
energy needs in the future. Bioethanol is an alternative fuel that can substitute the
use of fossil fuels. Empty Palm Oil Bunches (OPEFB) as a lignocellulosic
agricultural waste can be utilized as raw material in the 2nd generation technology.
This research aims to utilize TKKS biomass as raw material for bioethanol using
Simultaneous Saccarification and Fermentation (SSF) by utilizing Actinomycetes.
The research stages include pretreatment of TKKS, characterization of TKKS
biomass, isolation of Actinomycetes from mangrove sediment, screening of
Actinomycetes, and bioethanol production through SSF using Actinomycetes and
S.cereviciae for 72 hours. Characterization results showed that TKKS contains
18,86% lignin, 54,28% cellulose, and 26,86% other compounds. The crystallinity
of TKKS is 71,17% increasing to 81,47% after delignification. Actinomycetes
isolation results obtained one superior isolate, ActDM-2, which has a cellulolytic
index of 0,722 with unit activity of 2,2618 U.mL-1. Bioethanol production using
the SSF process was carried out with a fermentation time of 72 hours using
Actinomycetes and S.cereviciae. The highest glucose level was obtained at the
24th hour which amounted to 2,186 g/L. The optimum time of ethanol production
was obtained at 48th hour with ethanol concentration of 0,755 g.L-1 with percent
efficiency of 83,74%.

Keywords: OPEFB waste, Actinomycetes, bioethanol, SSF
PB  - FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
TI  - BIOKONVERSI SELULOSA DARI LIMBAH TANDAN KOSONG
KELAPA SAWIT (TKKS) MENGGUNAKAN ISOLAT Actinomycetes
DARI SEDIMEN MANGROVE MENJADI BIOETANOL MELALUI
SIMULTANEOUS SACCARIFICATION AND FERMENTATION (SSF)
AV  - restricted
ER  -