TY - GEN CY - UNIVERSITAS LAMPUNG ID - eprints82034 UR - http://digilib.unila.ac.id/82034/ A1 - Muhammad , Rizki Y1 - 2024/02/27/ N2 - Pada tahun 2020 terdapat 29 anak terlantar yang ada di Kota Bandar Lampung, pada tahun 2021-2022 terjadi peningkatan jumlah anak terlantar menjadi 33 jiwa. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan akan potensi peningkatan jumlahnya di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peran pekerja sosial Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Asuhan Anak Budi Asih dalam mengentaskan anak terlantar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teori peran pekerja sosial yang dikemukakan Parsons dalam Edi Suharto (2017) yaitu peran pekerja sosial sebagai fasilitator, broker, mediator, pembela, dan pelindung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pekerja sosial UPTD PSAA Budi Asih berperan dalam mengentaskan anak terlantar, dilihat dari lima indikator yaitu peran sebagai fasilitator memotivasi anak terlantar untuk menguatkan mental walaupun masih belum maksimal karena masih ada anak-anak yang belum terjangkau. Peran sebagai broker telah menghubungkan anak terlantar dengan sumber-sumber yang dibutuhkan. Peran sebagai mediator telah berperan dengan baik karena saat mediasi bersikap netral dan menciptakan situasi tidak menang dan tidak kalah. Peran sebagai pembela mewakili anak terlantar, berlaku adil dalam pemenuhan kebutuhan. Peran sebagai pelindung telah berperan tercermin ketika pekerja sosial memprioritaskan beberapa anak, melakukan tindakan perlindungan sesuai prosedur yang berlaku. Namun, secara keseluruhan, peran pekerja sosial di UPTD PSAA Budi Asih telah berperan dalam mengentaskan anak terlantar walaupun masih ada hambatan dan kekurangannya dalam melaksanakan perannya. Kata Kunci : Peran, Pekerja Sosial, Anak Terlantar In 2020, there were 29 abandoned children in the city of Bandar Lampung. In 2021-2022, there was an increase in the number of abandoned children to 33 individuals. This condition raises concerns about the potential increase in their numbers in the future. This research aims to identify and analyze the role of social workers at the Technical Implementation Unit of the Budi Asih Children's Social Shelter in eradicating abandoned children. This study employs a descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques used in this research include interviews, observations, and documentation. The researcher utilizes Parsons' theory of the role of social workers as presented in Edi Suharto (2017), which includes the roles of facilitator, broker, mediator, advocate, and protector. The results show that the role of social workers at the Technical Implementation Unit of the Budi Asih Children's Social Shelter plays a significant part in eradicating abandoned children. This is evident through five indicators: as facilitators, motivating abandoned children to strengthen their mental resilience, although not yet fully maximized due to some children still being unreached. As brokers, they have connected abandoned children with necessary resources. As mediators, they have performed well by maintaining neutrality during mediations and creating a win-win situation. As advocates, they fairly represent abandoned children in meeting their needs. As protectors, they prioritize certain children and take protective actions according to applicable procedures. However, overall, the role of social workers at the Technical Implementation Unit of the Budi Asih Children's Social Shelter has contributed to the eradication of abandoned children, despite facing obstacles and shortcomings in fulfilling their roles. Keywords : Role, Social Worker, Abandoned Children PB - FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK TI - PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MENGENTASKAN ANAK TERLANTAR (Studi di Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Sosial Asuhan Anak Budi Asih) AV - restricted ER -