@mastersthesis{eprints82597, month = {Juni}, title = {PENERAPAN CLIMATE SMART AGRICULTURE (CSA) OLEH PETANI KOPI DI WILAYAH KPHL KOTAAGUNG UTARA KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS}, school = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, author = {Saputra Okta }, year = {2024}, url = {http://digilib.unila.ac.id/82597/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Climate Smart Agriculture (CSA) terhadap resiliensi petani kopi pada perubahan iklim di Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus. Resiliensi petani kopi merupakan kemampuan yang dimiliki petani kopi untuk mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2024 dan melibatkan 60 responden petani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan menggunakan uji beda Mann Whitney-U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan praktik-praktik Climate Smart Agriculture (CSA) oleh petani CSA dalam klasifikasi tinggi yaitu 40,625 artinya praktik-praktik CSA yang dilakukan yaitu menerapkan terasering, membuat rorak, ketersediaan input, membuat mikro organisme lokal (mol), membuat pupuk organik cair (poc), membuat pupuk kompos padat, penyediaan penampungan tempat air, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, pangkas pemeliharaan (produksi), pangkas lepas panen, pangkas rejuvenasi, penyambungan, banyaknya jumlah pohon penaung, banyaknya jenis pohon penaung dan pola agroforestri sudah dilakukan dengan baik. Resiliensi oleh petani CSA dalam klasifikasi tinggi yaitu 57,385 artinya memiliki ketahanan pada pasokan air rumah tangga, asset pertanian/kebun terjaga, asset non-pertanian terjaga, memiliki kemampuan pemulihan pada kerusakan kebun dan memiliki kemampuan pengelolaan kebun artinya resiliensi petani CSA sudah baik, resiliensi petani non CSA dalam klasifikasi rendah yaitu 41,275 artinya tidak memiliki resiliensi yang baik. Tingkat produktivitas kopi pada petani CSA sebesar 1,2 ton/ha/tahu, sedangkan pada petani non CSA tingkat produktivitasnya yaitu 0,688 ton/ha/tahun. Terdapat perbedaan resiliensi yang signifikan pada petani petani CSA dan petani non CSA dapat dilihat pada tingkat produktivitas kopi. Kata kunci : Climate Smart Agriculture (CSA), resiliensi, produktivitas. This study aims to implementation climate smart agriculture (CSA) to the resilience of coffee farmers to climate change in Semaka sub-district, Tanggamus Regency. Coffee farmer resilience is the ability of coffee farmers to overcome and adapt to climate change that is occurring. Data collection was conducted in March 2024 and involved 60 farmer respondents. The research method used is the survey method. The analytical method used is descriptive qualitative analysis and using Mann Whitney U Test. The results sho wed that the average score of application climate smart agriculture (CSA) was 40,626 incluided in the classification quite well, meaning that applying terraces, made rorak, fertilizer application, made local micro organisms (mol), made liquid organic fertilizer (poc), made solid compost, reservoir water, integrated pest and disease control, production pruning (maintenance), shape pruning, rejuvenation pruning, grafting, number of shade trees, types of shade trees and agroforestry patterns quite well. The resilience of CSA farmers was 57,385 incluided in the classification quite well, meaning that have resilience to household water supply, maintained agricultural assets, maintained non-agricultural assets, recover poor garden and manage farm are quite well, resiliensi non CSA farmers was 41,275 are quite poor. Coffee productivity level was on CSA farmers 1,2 tons / ha / season and non CSA farmers 0,688 tons / ha / season. The resilience of coffee farmers is significantly difference of CSA farmers and non CSA farmers to the level of coffee productivity. Keywords: Climate Smart Agriculture (CSA), the resilience, productivity.} }