%A FATUN NISSAH KHOLI %T PRINSIP PENDIDIKAN SHANTINIKETAN DALAM PROSES PENDIDIKAN PADA JENJANG TAMAN MUDA DI PERGURUAN TAMAN SISWA TAHUN 1922-1927 %X Shantiniketan merupakan sekolah eksperimental yang didirikan oleh Rabindranath Tagore pada 22 Desember 1901 yang mencontoh sistem Gurukul kuno yang disebut Brahmacharya Ashram. Pemikiran dan perjuangan yang Rabindranath Tagore lakukan di Shantiniketan telah menginspirasi seorang tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan kemerdekaan melalui jalur pendidikan dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Pada Tahun 1927, Tagore datang mengunjungi Taman Siswa Yogyakarta, dan sejak saat itu terjalin hubungan antara Taman Siswa dan Shantiniketan. Kedua lembaga pendidikan ini juga banyak menunjukkan kesamaan dalam berbagai hal, seperti prinsip pendidikan, metode pengajaran, hingga proses pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dan memberikan gambaran mengenai implementasi prinsip pendidikan Shantiniketan di Perguruan Taman Siswa pada jenjang Taman Muda Tahun 1922-1927. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis, yang terdiri atas pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Shantiniketan dalam berdirinya Taman Siswa. Sang Pendiri Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara terinspirasi oleh pemikiran dan perjuangan Rabindranath Tagore dalam pendidikan Shantiniketan- nya yang diwujudkan dengan berdirinya Perguruan Taman Siswa dan di dalamnya Ki Hadjar mengimplementasikan inspirasi tersebut dalam proses pendidikan khususnya pada jenjang Taman Muda (sekolah dasar) yang setara dengan jenjang di pendidikan di Shantiniketan. Kata Kunci: prinsip pendidikan, Shantiniketan, Taman Siswa Shantiniketan is an experimental school founded by Rabindranath Tagore on December 22, 1901 modeled after the ancient Gurukul system called Brahmacharya Ashram. Rabindranath Tagore's thoughts and struggles at Shantiniketan inspired an Indonesian educational figure, Ki Hadjar Dewantara, to fight for independence through education by establishing Perguruan Taman Siswa on July 3, 1922. In 1927, Tagore came to visit Taman Siswa Yogyakarta, and since then there has been a relationship between Taman Siswa and Shantiniketan. These two educational institutions also show many similarities in various matters, such as educational principles, teaching methods, and educational processes. This research aims to obtain answers and provide the implementation of Shantiniketan's educational principles at Perguruan Taman Siswa at the Taman Muda school level in 1922-1927. The method used in this research is the historical research method, which consists of topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results showed that there was an influence of Shantiniketan in the establishment of Taman Siswa. The founder of Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara, was inspired by the thoughts and struggles of Rabindranath Tagore in his Shantiniketan education which was realized by the establishment of the College. Keywords: educational principles, Shantiniketan, Taman Siswa %C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %D 2024 %I UNIVERSITAS LAMPUNG %L eprints82647