%A HUDA NURIL %T PERALIHAN MODA TRANSPORTASI AIR MENJADI TRANSPORTASI DARAT DI KARESIDENAN LAMPUNG MASA KOLONIALISME BELANDA TAHUN 1902-1914 %X Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peralihan moda transportasi air menjadi darat di Karesidenan Lampung masa kolonalisme Belanda tahun 1902-1914. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis dengan teknik pengumpulan data melalui teknik dokumentasi dan teknik studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data historis. Peralihan transportasi di Karesidenan Lampung berawal dengan dikeluarkannya Besluit Belanda tentang pembangunan perlintasan kereta api dari Tanjung Karang sampai Palembang di Sumatera Selatan. Pemerintah Belanda juga membangun jalan raya dari Teluk Betung menuju Menggala sejauh 130 KM. Pembangunan transportasi darat bertujuan untuk efisiensi waktu dan biaya yang diperlukan terutama pada proses pengangkutan hasil bumi ke wilayah lain. Peralihan juga disebabkan kondisi jalur sungai yang semakin memburuk karena pencemaran yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peralihan transportasi dilatarbelakangi oleh kepentingan Belanda berkaitan dengan pengangkutan barang dan hasil bumi yang bertujuan untuk mempercepat pendistribusiannya ke wilayah-wilayah sekitarnya dan untuk diperdagangkan ke pasar internasional. Peralihan transportasi di Karesidenan Lampung juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kemajuan teknologi, kebijakan Belanda, efisiensi waktu dan biaya operasional serta kondisi topografi sungai. Faktor-faktor ini saling berkaitan yang akhirnya mempengaruhi peralihan penggunaan transportasi air dengan jalur sungai menggunakan kapal berubah menjadi transportasi darat dengan jalan raya menggunakan mobil dan jalur kereta api. Kata Kunci: Peralihan, Transportasi Air, Transportasi Darat This research aims to determine the factors that influenced the transition from water to land transportation modes in the Lampung Residency during Dutch colonialism in 1902-1914. The method used in this research is a historical research method with data collection techniques through documentation techniques and library study techniques. The data analysis technique uses historical data analysis techniques. The transition to transportation in Lampung Residency began with the issuance of a Dutch decree regarding the construction of a railway crossing from Tanjung Karang to Palembang in South Sumatra. The Dutch government also built a highway from Teluk Betung to Menggala for a distance of 130 KM. The development of land transportation aims to save time and costs, especially in the process of transporting agricultural products to other areas. The transition was also caused by the increasingly deteriorating condition of the river route due to pollution by the surrounding community. The research results show that the shift in transportation was motivated by Dutch interests related to the transportation of goods and agricultural products with the aim of accelerating their distribution to surrounding areas and for trading on international markets. The transition of transportation in the Lampung Residency was also influenced by several factors, namely technological advances, Dutch policies, time efficiency and operational costs and topographic conditions of the river. These factors are interrelated which ultimately influence the shift in the use of water transportation from river routes using ships to land transportation using roads using cars and railways. Keywords: Transition, Water Transportation, Land Transportation %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %I FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %L eprints82682