@misc{eprints83194, month = {Januari}, title = {RELASI REFERENSI ENDOFORA DALAM NOVEL PUKUL SETENGAH LIMA KARYA RINTIK SEDU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA}, author = {PUSPITA SARI TRI }, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN}, year = {2025}, url = {http://digilib.unila.ac.id/83194/}, abstract = {Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah relasi referensi endofora dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu serta implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi referensi endofora dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu serta mengimplikasikan hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan sebuah novel berjudul Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu. Data penelitian berupa penanda lingual dengan bentuk klitik, kata, frasa, dan klausa yang mengandung relasi referensi endofora dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah non tes dengan teknik studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan adanya penggunaan relasi referensi endofora yang meliputi referensi personal, referensi demonstratif dan referensi komparatif. Adapun referensi personal yang muncul berupa persona I (aku, saya, gue, -ku, kudan kami), persona II (kamu, lo, -mu dan kalian), persona III (dia, -nya dan mereka) dan posesif (-ku, -mu, dan -nya). Referensi demonstratif ditemukan dalam bentuk demonstratif tunggal dan demonstratif gabungan. Referensi demonstratif tunggal muncul dengan penanda lingual ini dan itu, sedangkan frasa di sini, di sana, dan di situ muncul sebagai penanda lingual demonstratif gabungan. Referensi komparatif paling sedikit ditemukan dengan penanda lingual sama dan berbeda. Berdasarkan acuannya, referensi anafora dan katafora juga ditemukan dalam sumber data yang telah diteliti. Penggunaan bentuk referensi personal dan arah acuan referensi anafora mendominasi alur penceritaan dalam novel tersebut. Dominasi ini disebabkan oleh penggunaan pronomina persona yang berperan penting dalam penulisan sumber data sebagai acuan kepada para tokoh yang terlibat dalam cerita guna memperkuat alur dan membentuk kepaduan narasi. Sementara itu, referensi anafora sebagai arah acuan kebelakang lebih dominan digunakan untuk menjaga efisiensi narasi dan membentuk kesinambungan cerita dengan merujuk kembaliv unsur yang telah disebutkan sebelumnya. Hasil penelitian diimplikasikan pada pembelajaran menulis teks narasi kelas XI fase F. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi tambahan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi ?Menulis Cerpen Berdasarkan Kejadian Sehari-hari?. Bentuk referensi bahan ajar akan disusun dalam bentuk modul ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Kutipan narasi yang mengandung relasi referensi endofora dicantumkan dalam modul ajar sebagai contoh penggunaan alat relasi untuk menulis teks cerpen. Kata kunci: wacana, relasi, referensi endofora} }