@mastersthesis{eprints83767,
           month = {Juli},
           title = {ANALISA KELAYAKAN SOLAR DRYER DOME PADA PENGERINGAN
BAWANG MERAH (Allium ascalonicum. L.) di KABUPATEN

PRINGSEWU

(Studi Kasus Kelompok Tani Penangkar Bawang Merah di Kabupaten

Pringsewu)},
          school = {UNIVERSITAS LAMPUNG},
          author = {Ramdhani Ika Trisnawati},
            year = {2024},
             url = {http://digilib.unila.ac.id/83767/},
        abstract = {Shallots (Allium ascalonicum. L) is a horticultural commodity that has quite
potensial and is expected to be developed as a superior commodity. The critical
point in post-harvest handling of shallots lies in the withering and drying process.
The drying process aims to reduce the water content with appropriate heat that is
acceptable to the material. Solar dryer refers to a drying device designed to utilize
solar energy as a source of heat energy. This research aims to analyze the feasibility
of technical and technological aspect, ergonomic aspect, and financial acpesc of
the solar dryer for drying shallots. The research method used is a quantitative
method based on measurement and calculation data supported by literature studies
and surveys regarding drying shallots in accordance principles for workers. The
research result show that basen on technical and technological aspects as well as
ergonomics aspects, drying shallots using a solar dryer is said to be feasible with
the addition of several treatments such as the addition of blowers and paranets on
polycarbonate roofs with a work fatigue level of 38,20\%, the average temperature
of the environment in solar dryer is 64,66?C, and the average light intensity in the
solar dryer without the addition of paranet is 7715 lux, with the addition of paranet
is 5075,67 lux, and outside the solar dryer domeis 3087 lux. Meanwhile, based on
the analysis of financial aspect, the development of solar dryer meets all business
feability criteria, namely a positive NPV of Rp. 1.461.060.133,89,- , IRR of 84\%,
B/C ratio 1,56 and payback period 3,4 years.
Keywords: solar dryer, drying of shallots, Allium ascalonicum. L, Dryer,
ergonomica

Bawang merah (Allium ascalonicum. L.) adalah salah satu komoditas hortikultura
yang diperkirakan dapat dikembangkan sebagai satu komoditas unggul. Titik kritis
penanganan pascapanen bawang merah terletak pada proses pelayuan dan
pengeringan . Proses pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air dengan
panas yang sesuai dan dapat diterima oleh bahan . Pengering tenaga surya (solar
dryer) merujuk pada suatu alat pengering yang dirancang dengan memanfaatkan
energi surya sebagai sumber energi panas. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa kelayakan aspek teknis dan teknologi, aspek ergonomika, dan aspek
finansial solar dryer dome untuk pengeringan bawang merah. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kuantitatif berdasarkan data pengukuran yang
didukung dengan studi pustaka dan survei tentang pengeringan bawang merah
sesuai dengan kelayakan dari aspek finansial dan aspek teknologi dengan
memperhitungkan prinsip ergonomika bagi pekerja. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berdasarkan aspek teknis dan teknologi serta aspek ergonomika ,
pengeringan bawang merah menggunakan solar dryer dome dikatakan layak
dengan penambahan beberapa perlakuan seperti penambahan blower dan paranet
pada atap polycarbonate dengan tingkat kelelahan kerja sebesar 38,20\%, suhu rata
? rata lingkungan dalam solar dryer dome sebesar 64,66?C, dan rata ? rata intensitas
cahaya dalam solar dryer dome tanpa penambahan paranet sebesar 7715 lux,
dengan penambahan paranet sebesar 5075,67 lux, dan diluar solar dryer dome
sebesar 3087 lux. Sedangkan berdasarkan analisa aspek finansial, pengembangan
Solar dryer dome memenuhi semua kriteria kelayakan usaha yaitu NPV bernilai
positif sebesar Rp.1.461.060.133,89- ,IRR sebesar 84\%, B/C ratio 1,46, dan
Payback Periode 3,4 tahun.
Kata kunci: solar dryer dome, pengeringan bawang merah, bawang merah,
pengeringan, ergonomika}
}