@mastersthesis{eprints83841, month = {April}, title = {PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP PENCEGAHAN SELF-HARM PADA REMAJA DARI KELUARGA BERCERAI}, school = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, author = {Axelfa Trie Aprilia Alfaynie }, year = {2024}, url = {http://digilib.unila.ac.id/83841/}, abstract = {Keluarga yang utuh dan harmonis menjadi dambaan setiap anak, di mana kebersamaan orang tua diinginkan tanpa harus menyaksikan perpisahan atau perceraian. Namun, Kabupaten Lampung Tengah, sebagai salah satu dari banyak daerah di Indonesia, menghadapi tantangan serius terkait ketahanan keluarga. Hal ini tercermin dalam peningkatan signifikan kasus perceraian, mencapai 2.641 pada tahun 2022. Perubahan struktur keluarga telah membuat perceraian menjadi pilihan umum untuk mengakhiri hubungan yang tidak memuaskan. Dampak perceraian tidak hanya berdampak pada hubungan orang tua, tetapi juga memengaruhi perkembangan remaja, terutama dalam hal perilaku self-harm. Remaja, khususnya dalam kelompok usia 18-24 tahun, menunjukkan tingkat self-harm yang tinggi, yang memunculkan pertanyaan tentang pengaruh konsep diri dan tekanan psikologis dalam pengambilan keputusan mereka untuk melukai diri sebagai bentuk penanganan atau mekanisme koping. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh konsep diri terhadap pencegahan self-harm pada remaja dari keluarga bercerai. Untuk mencapai tujuan ini, teori konsep diri Rogers dan teori self-injury oleh Nock dan Mendes digunakan sebagai kerangka teoritis. Variabel real self dan ideal self diukur, sementara pencegahan self-harm dievaluasi melalui aspek sikap. Metode penelitian kuantitatif digunakan dalam pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi oleh responden yang memenuhi kriteria. Selanjutnya. data responden dianalisis mengunakan perangkat lunak IBM SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa real self dan ideal self dalam konsep diri berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap pencegahan self-harm pada remaja dari keluarga bercerai. Real self memberikan pengaruh sebesar 38\%, sementara ideal self sebesar 28\%, dan keduanya secara simultan berpengaruh sebesar 68\%. Individu dengan konsep diri positif cenderung memiliki tingkat perilaku pencegahan self-harm yang lebih tinggi. Meskipun perceraian orang tua dapat mengganggu aspek psikologis remaja, memiliki real self dan ideal self yang positif dapat membantu menghindari perilaku self-harm yang merugikan. Kata Kunci: Konsep Diri, Self-harm, Komunikasi Psikologi, Remaja, Perceraian A complete and harmonious family is the desire of every child, where parental togetherness is wished for without witnessing separation or divorce. However, Central Lampung Regency, as one of many areas in Indonesia, faces serious challenges related to family resilience. This is reflected in a significant increase in divorce cases, reaching 2,641 in 2022. Changes in family structure have made divorce a common choice to end unsatisfactory relationships. The impact of divorce not only affects parental relationships but also influences adolescent development, especially in terms of self-harm behavior. Adolescents, particularly in the age group of 18-24 years, demonstrate high levels of self-harm, raising questions about the influence of self-concept and psychological pressure in their decision-making to self-injure as a coping mechanism. This research aims to investigate the influence of self-concept on self-harm prevention among adolescents from divorced families. To achieve this goal, Rogers' self-concept theory and Nock and Mendes' self-injury theory are utilized as theoretical frameworks. Real self and ideal self variables are measured, while self-harm prevention is evaluated through attitude aspects. A quantitative research method is employed in collecting data through questionnaires filled out by respondents who meet specific criteria. Subsequently, respondent data is analyzed using IBM SPSS 23 software. The research findings indicate that real self and ideal self within the self-concept partially and simultaneously influence self-harm prevention among adolescents from divorced families. Real self has a 38\% influence, while ideal self has a 28\% influence, and both simultaneously have a 68\% influence. Individuals with positive self-concepts tend to have higher levels of self-harm prevention behavior. Although parental divorce may disrupt adolescent psychological aspects, having positive real self and ideal self can help avoid harmful self-harm behavior.. Keywords: Self-Concept, Self-Harm, Psychological Communication, Adolescents, Divorce} }