%0 Generic %A Desta , Aprilia %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %F eprints:83919 %I FAKULTAS HUKUM %T OPTIMALISASI PENCEGAHAN RESIDIVIS MELALUI PROGRAM REINTEGRASI SOSIAL BAGI NARAPIDANA NARKOTIKA (STUDI PADA BAPAS KELAS II BANDAR LAMPUNG %U http://digilib.unila.ac.id/83919/ %X Pertumbuhan populasi narapidana di berbagai lembaga pemasyarakatan di Indonesia telah menjadi perhatian serius. Masalah ini tidak hanya berdampak pada fasilitas penahanan yang sudah penuh, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terhadap tingginya tingkat residivisme di antara narapidana. Residivisme, yang merujuk pada kembali berulangnya seseorang ke dalam sistem peradilan pidana setelah sebelumnya menjalani hukuman, menjadi tantangan serius dalam upaya membangun sistem peradilan yang efektif dan rehabilitatif. Program reintegrasi sosial menjadi salah satu solusi yang diharapkan dapat membantu narapidana narkotika untuk beradaptasi kembali ke masyarakat. Melalui program ini, narapidana diberikan pembekalan keterampilan, dukungan psikologis, dan bimbingan agar dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bebas dari narkotika. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah optimalisasi pencegahan residivis di Bapas Kelas II Bandar Lampung bagi narapidana narkotika? Penelitian ini menggunakan metode normatif empiris. Data dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam kemudian data diolah dengan analisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan Pendekatan yuridis Normatif dan Pendekatan yuridis Empiris untuk memahami efektivitas program dan faktor-faktor pendukung serta penghambatnya. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa program reintegrasi sosial di Bapas Kelas II Bandar Lampung memiliki potensi yang signifikan dalam mengurangi tingkat residivisme. Optimalisasi Program Reintegrasi Sosial oleh Bapas Kelas IIA Bandar Lampung menunjukkan hasil yang maksimal. Setiap tahunnya, terdapat peningkatan jumlah narapidana yang berhasil mengikuti program ini. Program tersebut dirancang untuk membantu narapidana beradaptasi kembali ke masyarakat dengan lebih baik, mengurangi tingkat residivisme, dan meningkatkan peluang mereka untuk hidup produktif setelah bebas. Melalui berbagai kegiatan pembinaan, pelatihan keterampilan, dan pendampingan. Bapas Kelas IIA Bandar Lampung berhasil menciptakan perubahan positif bagi para 4 Desta Aprilia narapidana, mencerminkan komitmen kuat dari seluruh pihak terkait dalam mendukung reintegrasi sosial yang efektif. Program ini meliputi pembinaan keterampilan, konseling psikologis, dan pendampingan pasca-bebas. Pembinaan keterampilan memungkinkan narapidana untuk memperoleh kemampuan baru yang berguna setelah bebas, sementara konseling psikologis membantu mereka mengatasi trauma dan tantangan mental. Pendampingan pasca- bebas memastikan mereka mendapat dukungan dalam beradaptasi kembali ke masyarakat. Keberhasilan ini didukung oleh beberapa faktor, termasuk komitmen petugas yang berdedikasi, keterlibatan keluarga yang mendukung proses reintegrasi, serta dukungan masyarakat yang menerima dan membantu narapidana dalam kembali ke lingkungan sosial. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem yang kondusif bagi narapidana untuk berubah dan berkontribusi positif setelah masa hukuman mereka berakhir. Saran pada penelitian ini yaitu memisahkan narapidana pemakai dan pengedar narkoba mencegah kolaborasi dan rekrutmen baru, serta mengurangi jaringan narkoba di penjara. Langkah ini memutus mata rantai peredaran narkoba di lembaga pemasyarakatan. Peningkatan anggaran dan sumber daya manusia terlatih sangat penting untuk mendukung rehabilitasi yang optimal. Rehabilitasi yang efektif membantu narapidana pulih dari ketergantungan narkoba, mengembalikan mereka ke masyarakat sebagai individu yang produktif. Dengan program rehabilitasi yang tepat, risiko narapidana kembali ke dunia narkoba dapat diminimalisir, sehingga tercipta lingkungan yang lebih aman dan sehat di penjara dan masyarakat luas.. Kata Kunci : Narapidana, Narkotika, Reintegrasi The growth of the inmate population in various correctional institutions in Indonesia has become a serious concern. This problem not only impacts the already full detention facilities, but also raises concerns about the high rate of recidivism among inmates. Recidivism, which refers to the relapse of a person into the criminal justice system after previously serving a sentence, poses a serious challenge in efforts to build an effective and rehabilitative justice system. The social reintegration program is one of the solutions that is expected to help narcotics inmates to adapt back to society. Through this program, inmates are provided with skills, psychological support, and guidance so that they can live a productive and drug-free life. The formulation of the problem in this study is how to optimize the prevention of recidivism in Bapas Class II Bandar Lampung for narcotics inmates? This study uses empirical normative methods. Data was collected through literature studies and in-depth interviews, then the data was processed with qualitative analysis. The analysis was carried out with a Normative Juridical Approach and an Empirical Juridical Approach to understand the effectiveness of the program and its supporting and inhibiting factors. The results of the research and discussion show that the social reintegration program in Bapas Class II Bandar Lampung has significant potential in reducing the level of recidivism. The optimization of the Social Reintegration Program by Bapas Class IIA Bandar Lampung showed maximum results. Every year, there is an increase in the number of inmates who successfully participate in this program. The program is designed to help inmates better adapt back to society, reduce recidivism rates, and increase their chances of living a productive life after release. Through various coaching activities, skills training, and mentoring. Bapas Class IIA Bandar Lampung has succeeded in creating positive change for inmates, reflecting the strong commitment of all relevant parties in supporting effective social reintegration. The program includes skills development, psychological counseling, and post-freelance mentoring. 6 Desta Aprilia Skills coaching allows inmates to acquire useful new abilities upon release, while psychological counseling helps them cope with trauma and mental challenges. Post-free mentoring ensures that they receive support in adapting back to society. This success is supported by several factors, including the commitment of dedicated officers, the involvement of families who support the reintegration process, and the support of the community that accepts and assists inmates in their reintegration into the social environment. This collaboration creates an ecosystem that is conducive for inmates to change and contribute positively after their sentences end. The suggestions in this study are to separate inmates from drug users and dealers, prevent collaboration and new recruitment, and reduce drug networks in prisons. This step breaks the chain of drug trafficking in correctional institutions. Increased budgets and trained human resources are essential to support optimal rehabilitation. Effective rehabilitation helps inmates recover from drug dependence, returning them to society as productive individuals. With the right rehabilitation program, the risk of inmates returning to the world of drugs can be minimized, resulting in a safer and healthier environment in prisons and the wider community. Keywords: Prisoners, Narcotics, Reintegration