%A SETIAWAN BIRGITA DIAH PUSPITARANI 
%T PERANAN LEVEL KEKOSMOPOLITAN SEBAGAI PENGARUH DALAM
ANGGOTA KEMITRAAN KONSERVASI TAHURA WAN ABDUL RACHMAN
%X Tingkat kekosmopolitan seseorang dalam suatu pengelolaan lahan akan
dapat memaksimalkan hasil yang diperoleh. Kemitraan Konservasi berperan
dalam pengelolaan kawasan konservasi dalam menjaga keseimbangan alam
terutama kepentingan konservasi dan menjamin kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat di sekitar kawasan konservasi. Anggota kemitraan mendapatkan
manfaat salah satunya adalah hasil hutan nonkayu yang hanya dapat dilakukan
oleh Pengumpul Terdaftar. Adanya kemitraan dapat memenuhi kebutuhan,
meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian
adalah mengidentifikasi jenis dan membandingkan nilai ekonomi HHBK, tingkat
kosmopolitan anggota kemitraan konservasi terhadap tingkat keinovatifan petani,
pengaruh keanggotaan kemitraan konservasi dan pengaruh kemitraan konservasi
terhadap SDGs di Desa kemitraan Tahura WAR. Pengambilan sample dilakukan
dengan metode stratified sampling dengan teknik random by accidental sampling.
Kontribusi pendapatan dihitung dengan cara pendapatan dari hasil hutan bukan
kayu dibagi dengan jumlah total pendapatan responden. Analisis statistika dalam
penelitian ini menggunakan Analisis regresi logistic. Masyarakat anggota kemitraan konservasi KTH Mekar Sari memiliki 16 jenis HHBK dengan nilai
ekonomi komoditi terbesar yaitu Pala 43.36%, Kopi 25.01% dan Coklat 10.70%.
KTH Wana Karya memiliki 10 jenis HHBK dengan nilai ekonomi komoditi
terbesar yaitu Karet 78.26%, Kopi 8,38 dan Petai 5.79% . KTH Maju Lestari
memiliki 10 jenis HHBK dengan komoditi terbesar adalah Kopi 30.58%, Karet
21.33% dan Petai 21.14%. Untuk nilai ekonomi pendapatan total KTH Mekar Sari
Rp. 209.375.000 dengan rata-rata Rp. 6.979.166/KK/Tahun. KTH Warna Karya
Rp. 971.444.000 dengan rata-rata Rp. 28.571.888/KK/Tahun. Dan KTH Maju
Lestari Rp. 314.981.000 dengan rata-rata Rp. 10.499.366/KK/Tahun. Persepsi
anggota kemitraan konservasi terhadap tingkat keinovatifan petani yang tergabung
dalam kemitraan konservasi Tahura WAR masuk dalam Kategori Early Adopter.
Hasil analisis regresi logistic ordinal menjelaskan bahwa yang berpengaruh adalah
Nilai P-value Usia sebesar 0,050, P-value Pendidikan sebesar 0,009, P-value Luas
lahan sebesar 0,0005, Nilai P-value variabel Modal sosial dengan 0,018, Nilai Pvalue
variabel Kosmopolitan dengan 0,005, variabel izin pengelolaan dengan nilai
0,046 dan variabel keamanan kawasan dengan nilai 0,007. Kondisi SDG?s Desa di
tempat tinggal kelompok tani kemitraan konservasi Tahura WAR dari 3 KTH
yang dapat terlihat ada 9 tujuan SDG?s Desa yang terealisasi.
Kata kunci: nilai ekonomi, kosmopolitan, kelompok tani hutan, HHBK, Tahura
WAR.

The cosmopolitan level of a person in land management will be able to
maximize the results obtained. Conservation Partnerships play a role in
managing conservation areas in maintaining the balance of nature, especially
conservation interests and ensuring the lives and welfare of communities around
conservation areas. Partnership members get benefits, one of which is non-timber
forest products that can only be done by Registered Collectors. The existence of
partnerships can meet needs, improve the standard of living and welfare of the
community. The purpose of the study was to identify types and compare the
economic value of NTFPs, the cosmopolitan level of conservation partnership
members on the level of farmer innovativeness, the influence of conservation
partnership membership and the influence of conservation partnerships on SDGs
in the Tahura WAR partnership village. Sampling was carried out using the
stratified sampling method with random by accidental sampling technique.
Income contribution is calculated by dividing income from non-timber forest
products by the total income of respondents. Statistical analysis in this study used
logistic regression analysis. The community members of the FFG Mekar Sari
conservation partnership have 16 types of NTFPs with the largest commodity
economic value, namely Nutmeg 43.36%, Coffee 25.01% and Chocolate 10.70%.
FFG Wana Karya has 10 types of NTFPs with the largest commodity economic
value, namely Rubber 78.26%, Coffee 8.38 and Petai 5.79%. FFG Maju Lestari
has 10 types of NTFPs with the largest commodities being Coffee 30.58%, Rubber
21.33% and Petai 21.14%. For the economic value, the total income of FFG Mekar Sari is IDR 209,375,000 with an average of IDR 6,979,166/Family
Household/Year. FFG Wana Karya is IDR 971,444,000 with an average of IDR
28,571,888/Family Household/Year. And FFG Maju Lestari is IDR 314,981,000
with an average of IDR 10,499,366/Family Household/Year. The perception of
conservation partnership members towards the level of innovativeness of farmers
who are members of the Tahura WAR conservation partnership is included in the
Early Adopter Category. The results of the ordinal logistic regression analysis
explain that the influential ones are the Age P-value of 0.050, the Education Pvalue
of 0.009, the Land Area P-value of 0.0005, the Social Capital variable Pvalue
of 0.018, the Cosmopolitan variable P-value of 0.005, the management
permit variable with a value of 0.046 and the area security variable with a value
of 0.007. The condition of the Village SDG's in the residence of the Tahura WAR
conservation partnership farmer group from 3 FFG that can be seen are 9 Village
SDG's objectives that have been realized.
Keywords: economic value, cosmopolitan, forest farmer groups, NTFPs, Tahura
WAR.
%D 2025
%I UNIVERSITAS LAMPUNG
%L eprints84158