%0 Generic %A Afrianda , Diniani %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %F eprints:84433 %I FAKULTAS PERTANIAN %T EKSPLORASI, IDENTIFIKASI, DAN SELEKSI JAMUR PATOGEN GULMA DI PERKEBUNAN TEBU PT GUNUNG MADU PLANTATIONS SEBAGAI KANDIDAT BIOHERBISIDA %U http://digilib.unila.ac.id/84433/ %X Berbagai jamur dilaporkan menjadi patogen pada gulma dan memiliki potensi untuk mengendalikan gulma (bioherbisida). Penelitian bertujuan mendapatkan berbagai jamur patogen pada gulma dan mengetahui potensinya sebagai agensia pengendali hayati gulma di PT Gunung Madu Plantations (PT GMP). Penelitian dilaksanakan dari Juli sampai November 2023 di Laboratorium Resarch and Development PT GMP Lampung Tengah. Penelitian terdiri atas eksplorasi dan identifikasi jamur patogen gulma, serta seleksi jamur patogen gulma sebagai kandidat bioherbisida. Hasil eksplorasi jamur patogen dari 7 jenis gulma (Cyperus rotundus, Borerria alata, Ageratum conyzoides L., Asystasia gangetica, Eichhornia crassipes, Digitaria ciliaris, Rottboellia exaltata) di PT GMP didapatkan 5 genus jamur yaitu Fusarium, Phaeoacremonium, Colletotrichum, Curvularia, dan Robillarda. Jamur Fusarium sp. didapatkan dari gulma C. rotundus dan A. gangetica, jamur Colletotrichum sp. didapatkan dari gulma A. conyzoides dan A. gangetica, jamur Phaeoacremonium sp. didapatkan dari gulma B. alata, jamur Curvularia sp. didapatkan dari gulma E. crassipes, D. ciliaris, dan R. exaltata, dan jamur Robillarda sp. didapatkan dari gulma E. crassipes. Hasil uji patogenesitas menunjukkan bahwa semua jamur hasil isolasi dapat menginfeksi gulma uji (gulma asal), namun hanya jamur Phaeoacremonium sp. asal gulma B. alata dan jamur Colletotrichum sp. asal gulma A. gangetica tidak patogenik pada tanaman tebu. Uji potensi jamur Phaeoacremonium sp. dengan kerapatan 1,41 x 107 spora/mL dan Colletotrichum sp. dengan kerapatan spora 1,88 x 107 spora/mL menunjukkan tingkat keparahan penyakit, berturut-turut 10,62 % dan 11,40%. Uji metabolit sekunder jamur Phaeoacremonium sp. dan Colletotrichum sp. pada tanaman timun dapat menyebabkan keracunan sedang, berturut-turut sebesar 26,00% dan 25,15%. Kata kunci: Gulma, hayati, pengendalian, ramah lingkungan