title: EVALUASI PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN  PROGRAM DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE  (Studi di Lembaga Inisiatif Lampung Sehat Tahun 2024)
creator: CUCU , CAHYATI 
subject: 300 Ilmu sosial
subject: 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
subject: 350 Administrasi publik dan ilmu militer
description: Tahun 1993 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Tuberkulosis (TB)  sebagai keadaan darurat global, dengan sekitar sepertiga populasi dunia terinfeksi  oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Program pengendalian TB di Indonesia  mengadopsi strategi Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) secara  bertahap di fasilitas kesehatan. Strategi eliminasi TB tertuang dalam RPJMN 2020–  2024 melalui Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020, dengan target penurunan  angka insidensi TB dari 319 kasus per 100.000 penduduk pada 2019 menjadi 190  kasus per 100.000 penduduk pada 2024. Strategi DOTS mencakup komitmen  pemerintah, deteksi dini kasus, pendistribusian obat, pengawas menelan obat  (PMO), serta pencatatan dan pelaporan yang akurat. Penelitian ini menggunakan  teori evaluasi program model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product)  sebagaimana dikutip oleh, Widyodoko 2017 dalam bukunya mengatakan bahwa  evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada  pengambil keputusan dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Penelitian  dilakukan di Lembaga Inisiatif Lampung Sehat. Hasil analisis menunjukkan  komitmen pemerintah memiliki hubungan negatif terhadap evaluasi program  dengan nilai path coefficient -0.173, yang mengindikasikan bahwa faktor seperti  implementasi kebijakan dan sumber daya lebih dominan. Deteksi kasus  berpengaruh positif terhadap evaluasi program dengan path coefficient 0.251,  menunjukkan keberhasilan dalam menemukan kasus baru. Pendistribusian obat  dinilai berjalan baik dengan path coefficient 0.202. Sementara itu, pengawasan  menelan obat memiliki hubungan negatif terhadap evaluasi program dengan nilai  path coefficient -0.221, yang dipengaruhi oleh koordinasi dan konsistensi  pelaksanaan. Keberhasilan evaluasi program TB memerlukan pendekatan  menyeluruh yang melibatkan penguatan kebijakan dan koordinasi antar pemangku  kepentingan.  Kata Kunci: Tuberkulosis, Directly Observed Treatment Short-course (DOTS),  Evaluasi program, Model evaluasi CIPP.    In 1993, the World Health Organization (WHO) declared Tuberculosis (TB) a  global emergency, with approximately one-third of the world's population infected  by Mycobacterium tuberculosis. Indonesia's TB control program gradually adopted  the Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) strategy in healthcare  facilities. The TB elimination strategy is outlined in the National Medium-Term  Development Plan (RPJMN) 2020–2024 through Presidential Regulation No. 18 of  2020, targeting a reduction in TB incidence from 319 cases per 100,000 population  in 2019 to 190 cases per 100,000 population in 2024. The DOTS strategy includes  government commitment, early case detection, drug distribution, treatment  supervision (PMO), and accurate recording and reporting. This study employs the  CIPP (Context, Input, Process, Product) evaluation model Widyodoko 2017, which  defines program evaluation as an effort to provide information for decision-makers  through a descriptive quantitative approach. The research was conducted at the  Lampung Sehat Initiative Institution. The analysis results indicate that government  commitment has a negative relationship with program evaluation, with a path  coefficient of -0.173, suggesting that factors such as policy implementation and  resources are more dominant. Case detection positively influences program  evaluation, with a path coefficient of 0.251, indicating success in identifying new  cases. Drug distribution is considered effective, with a path coefficient of 0.202.  Meanwhile, treatment supervision has a negative relationship with program  evaluation, with a path coefficient of -0.221, influenced by coordination and  implementation consistency. The success of the TB program evaluation requires a  comprehensive approach involving policy strengthening and stakeholder  coordination.  Keywords: Tuberculosis, Directly Observed Treatment Short-course (DOTS),  Program evaluation, CIPP evaluation model.
publisher: FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSISAL
date: 2025-02-11
type: Skripsi
type: NonPeerReviewed
format: text
identifier: http://digilib.unila.ac.id/84713/1/ABSTRAK.pdf
format: text
identifier: http://digilib.unila.ac.id/84713/2/SKRIPSI%20FULL.pdf
format: text
identifier: http://digilib.unila.ac.id/84713/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
identifier:   CUCU , CAHYATI   (2025) EVALUASI PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PROGRAM DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (Studi di Lembaga Inisiatif Lampung Sehat Tahun 2024).  FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSISAL, UNIVERSITAS LAMPUNG.    (Submitted)  
relation: http://digilib.unila.ac.id/84713/