creators_name: MUHAMMAD, NAUFAL ARIAWAN
creators_id: 1812011322
type: other
datestamp: 2025-02-20 07:34:53
lastmod: 2025-02-20 07:34:53
metadata_visibility: show
title: PERAN BALAI PEMERINTAHAN DESA KEMENDAGRI DI
LAMPUNG DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK

PIDANA KORUPSI DI DESA

Laporan Akhir Magang Ekuivalensi Skripsi

MAGANG MBKM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
Balai Pemerintahan Desa – Kementrian Dalam Negeri di Lampung
ispublished: pub
subjects: 340
full_text_status: restricted
abstract: Balai Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri merupakan sebuah lembaga yang
sangat penting dalam memajukan desa-desa di Indonesia. Balai Pemerintahan Desa
Kementerian Dalam Negeri adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang pemerintahan desa
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina
Pemerintahan Desa. Peran Balai Pemerintahan Desa KEMENDAGRI dalam upaya
mengurangi terjadinya kasus korupsi di lingkup pemerintahan desa sangat
memungkinkan, sebab tupoksi lembaga tersebut memberikan pelatihan terhadap aparat
desa baik itu dibidang penataan dan administrasi pemerintahan desa. Selain itu, peran
Balai PMD memberikan pelatihan dibidang Kelembagaan dan Kerjasama Desa, serta
Keuangan dan Aset Desa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran
balai pemerintahan desa kemendagri di lampung dalam upaya pencegahan tindak pidana
korupsi di desa serta Bagaimana faktor penghambat dalam peran balai pemerintahan desa
kemendagri di lampung dalam upaya pencegahan tindak pidana korupsi di desa.
Pendekatan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan yuridis
normatif dan yuridis empiris. Yuridis normatif merupakan metode yang hanya
menitikberatkan pada penelitian melalui bahan literatur atau pustaka, dengan tujuan
memahami pokok bahasan secara jelas dan terperinci mengenai suatu objek yang
berpedoman pada teoritis.
Balai Pemerintahan Desa KEMENDAGRI di Lampung memiliki peran penting dalam
upaya pencegahan tindak pidana korupsi di desa, dengan melakukan kegiatan pelatihan di
bidang pemerintahan dan sosialisasi anti-korupsi kepada masyarakat dengan mengacu
pada pencegahan korupsi. Meskipun dirancang untuk mencegah budaya koruptif dan
menumbuhkan kesadaran untuk berperilaku koruptif. Balai Pemerintahan Desa memuat
instruksi untuk menyelenggarakan pelatihan antikorupsi yang mengandung 7 nilai
penting, yaitu; Jujur, Kepedulian Kemandirian, Kedisiplinan, Tanggung Jawab, Kerja
Keras, serta Adil. Akan tetapi, terdapat faktor penghambat terhadap peran Balai
Pemerintahan Desa KEMENDAGRI di Lampung dalam upaya pencegahan tindak pidana

korupsi di desa yang mana meliputi rendahnya pemahaman mengenai gerakan anti-
korupsi, kurangnya pengawasan, pemenuhan dokumen saat perencanaan dan

pelaksanaan, administrasi kegiatan, munculnya rasa ketakutan untuk melanggar, serta
ketidakjelasan dalam instruksi dan pelaksanaan kegiatan. Selain itu, faktor lain yang
menjadi penghambat adalah ketidakyakinan masyarakat terhadap kegiatan pencegahan
korupsi, serta kurangnya pemahaman mengenai tindak pidana korupsi dan pentingnya
peran masyarakat dalam mencegahnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Penulis, penulis menuangkan saran yakni Balai Pemerintahan Desa KEMENDAGRI di
Lampung diharapkan akan berperan penting dalam pencegahan tindak pidana korupsi di
desa dengan melakukan kegiatan pelatihan dan sosialisasi anti-korupsi kepada Aparatur
Pejabat Desa serta masyarakat.
Kata kunci: Balai Pemerintahan Desa, Pencegahan Korupsi, Pendidikan Anti Korupsi

The Village Government Center of the Ministry of Home Affairs is a very important
institution in advancing villages in Indonesia. The Village Government Center of the
Ministry of Home Affairs is a Technical Implementation Unit in the field of village
government which is under and responsible to the Director General of Village
Government Development. The role of the Ministry of Home Affairs Village Government
Center in an effort to reduce the occurrence of corruption cases within the scope of
village government is very possible, because the institution provides training to village
officials, both in the field of village government structuring and administration. In
addition, the role of the PMD Center is to provide training in the fields of Institutional
and Village Cooperation, as well as Village Finance and Assets. The problem in this
study is how the role of the village government hall of the Ministry of Home Affairs in
Lampung in efforts to prevent corruption in the village and how the inhibiting factors in
the role of the village government hall of the Ministry of Home Affairs in Lampung in
efforts to prevent corruption in the village government office of the Ministry of Home
Affairs in Lampung. The problem approach used in this study is a normative juridical
approach and an empirical juridical approach. Normative juridical is a method that only
focuses on research through literature or literature, with the aim of understanding the
subject clearly and in detail about an object that is guided by theory.
The Ministry of Home Affairs Village Government Center in Lampung has an important
role in efforts to prevent corruption crimes in the village, by conducting training activities
in the field of government and anti-corruption socialization to the community with
reference to corruption prevention. Although it is designed to prevent a corrupt culture
and foster awareness to behave corruptly. The Village Government Center contains
instructions to organize anti-corruption training which contains 7 important values,
namely; Honesty, Concern for Independence, Discipline, Responsibility, Hard Work, and
Fairness. However, there are factors that hinder the role of the Ministry of Home Affairs
Village Government Center in Lampung in efforts to prevent corruption in the village,
which includes low understanding of the anti-corruption movement, lack of supervision,
fulfillment of documents during planning and implementation, administration of
activities, the emergence of fear of violations, and ambiguity in the instruction and
implementation of activities. In addition, other factors that are inhibiting are public
distrust in corruption prevention activities, as well as a lack of understanding of
corruption crimes and the importance of the community's role in preventing them. Based
on the research that has been conducted by the author, the author suggests that the Village
Government Center of the Ministry of Home Affairs in Lampung is expected to play an
important role in the prevention of corruption in the village by conducting anti-corruption
training and socialization activities to Village Officials and the community.
Keywords: Village Government Hall, Corruption Prevention, Anti-Corruption Education
date: 2023-12-22
date_type: published
publisher: FAKULTAS HUKUM
place_of_pub: UNIVERSITAS LAMPUNG
citation:   MUHAMMAD, NAUFAL ARIAWAN  (2023) PERAN BALAI PEMERINTAHAN DESA KEMENDAGRI DI LAMPUNG DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI DESA Laporan Akhir Magang Ekuivalensi Skripsi MAGANG MBKM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG Balai Pemerintahan Desa – Kementrian Dalam Negeri di Lampung.  FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG.     
document_url: http://digilib.unila.ac.id/84727/1/ABSTRAK%20-%20Muhammad%20Naufal%20Ariawan.pdf
document_url: http://digilib.unila.ac.id/84727/3/NV%203%20Skripsi%20Muhammad%20Naufal%20Ariawan%20-%20Lampiran%20-%20Muhammad%20Naufal%20Ariawan.pdf
document_url: http://digilib.unila.ac.id/84727/2/NV%203%20Skripsi%20Muhammad%20Naufal%20Ariawan%20-%20BAB%20IV%20%26%20Lampiran%20-%20Muhammad%20Naufal%20Ariawan.pdf