%0 Generic
%A SYAIFA , NANDA PRATIWI
%C UNIVERSITAS LAMPUNG
%D 2024
%F eprints:84786
%I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
%T LOKALISASI NORMA INTERNASIONAL MENGENAI  PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG TEKNOLOGI,  INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) OLEH KOREA SELATAN:    STUDI KASUS TAHUN 2013-2017
%U http://digilib.unila.ac.id/84786/
%X Kesenjangan digital gender merupakan salah satu permasalahan yang belum  dapat diatasi oleh pemerintah Korea Selatan sehingga penting bagi pemerintah  untuk dapat menanggapi tuntutan internasional dalam menyediakan akses dan  peluang TIK setara antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menganalisis  proses lokalisasi norma internasional yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun  2013-2017 dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan di bidang TIK terutama  pada infrastruktur, pemanfaatan, dan pendidikan TIK sebagai tiga komponen  pembentuk kesenjangan digital di Korea Selatan.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta teori Feminisme Sosialis  yang digunakan dalam melihat bagaimana seharusnya perempuan sebagai  kelompok dapat mencapai kesetaraan dengan laki-laki, dan teori Lokalisasi Norma  yang digunakan dalam melihat difusi norma serta upaya pemerintah dalam  meningkatkan pemberdayaan perempuan dan TIK melalui empat kondisi yang  menjadi tolak ukur terjadinya lokalisasi norma internasional.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) pada proses pra-lokalisasi,  struktur patriarki menjadi hambatan bagi perempuan dalam mengakses TIK; 2)  pada proses inisiatif lokal, pendekatan gender mantan Presiden Kim-Dae Jung dan  pendirian MOGEF mulai membuka peluang bagi perempuan dalam mengakses  TIK; 3) pada proses adaptasi, berbagai advokasi internasional mengenai  pemberdayaan perempuan di bidang TIK mulai di adopsi oleh pemerintah; 4) pada  proses amplifikasi, kebijakan yang dikeluarkan di tahun 2013-2017 berfokus pada  komponen pendidikan seperti edukasi dan pelatihan TIK di bidang STEM dan  ketenagakerjaan daripada komponen infrastuktur dan pemanfaatan internet.  Kata kunci: Kesenjangan digital gender, Lokalisasi norma, Korea Selatan,  Pemberdayaan perempuan, TIK    The gender digital divide is one of the problems that the South Korean  government has not been able to overcome, so it is important for the government to  be able to respond to international demands by providing equal access and  opportunities for ICT between men and women. This research analyses the process  of localization of international norms carried out by the government in 2013-2017  in increasing women's empowerment in the field of ICT, especially in  infrastructure, utilization, and ICT education as three components that form the  digital divide in South Korea. This research uses qualitative methods and uses the  theory of Socialist Feminism which is used in seeing how women as a group can  achieve equality with men, and the theory of Norm Localization which is used in  seeing the diffusion of norms and government efforts in increasing women's  empowerment and ICT through four conditions that have come to be used as a  standard to measure the localization process of norms. The results of this study  indicate that; 1) in the pre-localization process, patriarchal structures becomes a  challange for women in accessing ICT; 2) in the local initiative process, former  President Kim-Dae Jung's gender approach and the establishment of MOGEF start  opening opportunities for women in accessing ICT; 3) in the adaptation process,  several international advocacies on women's empowerment in the ICT sector began  to be adopted by the government; 4) in the amplification process, policies issued in  2013-2017 focused on educational components such as ICT education and training  in the STEM and employment fields rather than infrastructure and internet  utilization components.  Keywords: Gender digital gap, Norm Localization, South Korea, Women's  empowerment, ICTs