%0 Generic %A Raisya , Aulia %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %F eprints:85075 %I FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %T EKSISTENSI KESENIAN BUTABUH SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON KUTADALOM KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS %U http://digilib.unila.ac.id/85075/ %X ABSTRAK Kesenian Butabuh merupakan kearifan lokal yang telah lama berkembang sejak dahulu dan pelaksanaannya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Kesenian Butabuh masih eksis digunakan sebagai salah satu perangkat adat dalam acara arak-arakan seperti pernikahan dan sunatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi Kesenian Butabuh sebagai kearifan lokal Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Kutadalom Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah Teknik Triangulasi Data, terdiri dari Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan penyajian data, reduksi data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini yaitu, Kesenian Butabuh masih tetap dilakukan dan eksis di tengah masyarakat Lampung Saibatin. Hal ini karena Kesenian Butabuh memiliki fungsi yang penting dan relevan dengan aktivitas kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, kesenian ini terus dilestarikan dan dijalankan secara terstruktur di Pekon Kutadalom, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Butabuh sebagai kesenian lokal, masih sangat relevan dan dipertahankan oleh masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Kutadalom karena keberadaannya yang terus dipraktikkan dan difungsikan dalam masyarakat. Selain berfungsi sebagai hiburan, Butabuh juga memuat berbagai nilai penting yang menjadikannya simbol budaya yang tetap eksis dan lestari. Kata Kunci: Kesenian Butabuh, Eksistensi, Masyarakat Lampung Saibatin. ABSTRACT Butabuh art is local wisdom that has developed for a long time and its implementation has been passed down from generation to generation. Butabuh art still exists and is used as a traditional device in processional events such as weddings and circumcisions. The aim of this research is to determine the existence of Butabuh Art as local wisdom of the Lampung SaibatinCommunity in Pekon Kutadalom, Gisting District, Tanggamus Regency. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. The data collection technique used is the data triangulation technique, consisting of interviews, observation and documentation. Data analysis techniques use data presentation, data reduction, data verification, and drawing conclusions. The results and discussion of this research are that Butabuh art is still practiced and exists in the Lampung Saibatincommunity. This is because Butabuh Art has an important function and is relevant to the activities of people's lives. Therefore, this art continues to be preserved and carried out in a structured manner in Pekon Kutadalom, Gisting District, Tanggamus Regency. The conclusion of this research is that Butabuh, as a local art, is still very relevant and preserved by the Lampung Saibatincommunity in Pekon Kutadalom because its existence continues to be practiced and functioned by the community. Apart from functioning as entertainment, Butabuh also contains various important values which make it a cultural symbol that continues to exist and is sustainable. Keywords: Butabuh Art, Existence, Lampung SaibatinCommunity.