%0 Generic
%A Nadia , Karoline Andarini	
%C UNIVERSITAS LAMPUNG
%D 2024
%F eprints:85227
%I PERTANIAN
%T RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN    (Brassica oleracea L.) TERHADAP RESIDU PEMUPUKAN BIO-  SLURRY PADAT DAN LIQUID ORGANIC BIOFERTILIZER (LOB)    PADA PERTANAMAN KEDUA DI POLYBAG
%U http://digilib.unila.ac.id/85227/
%X Tanaman kailan (Brassica oleracea L.) memiliki nilai ekonomi yang  tinggi dan produksinya dapat ditingkatkan dengan menggunakan pupuk organik  bio-slurry padat dan LOB. Bio-slurry atau ampas biogas merupakan produk dari  hasil pengolahan biogas berbahan kotoran ternak dan air melalui proses tanpa  oksigen (anaerobik) di dalam ruang tertutup (Singgih dan Yusmiati, 2018). LOB  merupakan inokulan pupuk hayati organik cair yang mengandung mikroorganisme  yang memiliki kemampuan menambat nitrogen, melarutkan fosfat, mensekresi  asam organik, dan mensekresi zat pengatur tumbuh, yang bertujuan untuk  meminimalisir penggunaan pupuk sintetis dan bahan kimia pertanian (Agustiyani  et al., 2021). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan  hasil tanaman kailan terhadap residu pemupukan bio-slurry padat dan LOB pada  pertanaman kedua di polybag.  Penelitian ini dilaksanakan di Labuhan Ratu, Kecamatan Kedaton, Kota  Bandar Lampung pada bulan Februari-April 2023. Perlakuan disusun dengan  Rancangan Acak Kelompok dua faktorial. Faktor pertama adalah dosis bio-slurry  padat yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 5, 10, dan 15 ton/ha. Faktor kedua adalah  konsentrasi LOB yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0, 5, dan 10 ml/l. Setiap perlakuan  diulang sebanyak 3 kali. Jarak penanaman pada tanaman sebelumnya yaitu 6  minggu. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett, aditifitas data diuji dengan  uji Tukey, dan apabila asumsi terpenuhi data dianalisis dengan uji lanjut BNT 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pupuk bio-slurry padat dengan  dosis 5-15 ton/ha memberikan pengaruh terhadap variabel tinggi tanaman, luas  daun, panjang petiole, diameter batang, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot  kering tajuk, dan bobot kering tanaman kailan. Perlakuan bio-slurry padat dosis 5    ton/ha menghasilkan bobot segar tajuk sebesar 31,42 g/tanaman, sedangkan  kontrol sebesar 18,68 g/tanaman dengan selisih 13,24 g/tanaman atau peningkatan  sebanyak 70,8%. (2) Pemberian Liquid Organic Biofertilizer (LOB) konsentrasi  5-10 ml/l berpengaruh terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, diameter  batang, bobot segar tajuk, dan bobot kering tajuk. Pada variabel bobot segar tajuk,  pemberian LOB konsentrasi 5 ml/l menghasilkan 35,21 g/tanaman sedangkan  kontrol (23,05 g/tanaman) dengan selisih sebesar 12,16 g/tanaman atau  menghasilkan peningkatan sebesar 52,7%. (3) Pemberian perlakuan bio-slurry  padat berinteraksi dengan pupuk LOB. Pelakuan bio-slurry padat dosis 5 ton/ha  dan LOB 5 ml/l menghasilkan tinggi tanaman sebesar 18 cm, sedangkan kontrol  sebesar 10,67 cm dengan selisih 7,33 cm atau peningkatan sebanyak 68,6%.    Kata kunci: kailan, bio-slurry, LOB  The kailan plant (Brassica oleracea L.) has high economic value and its  production can be increased by using solid organic bio-slurry fertilizer and LOB.  Bio-slurry or biogas dregs is a product of processing biogas made from livestock  manure and water through a process without oxygen (anaerobic) in a closed space  (Singgih and Yusmiati, 2018). LOB is a liquid organic biofertilizer inoculant that  contains microorganisms that have the ability to fix nitrogen, dissolve phosphate,  secrete organic acids, and secrete growth regulators, which aims to minimize the  use of synthetic fertilizers and agricultural chemicals (Agustiyani et al., 2021).  This research aims to determine the response of growth and yield of kailan plants  to solid bio-slurry fertilizer residue and LOB in the second planting in polybags.  This research was conducted in Labuhan Ratu, Kedaton District, Bandar    Lampung City in February-April 2023. The treatment was arranged in a two-  factorial Randomized Group Design. The first factor is the dose of solid bio-slurry    which consists of 4 levels, namely 0, 5, 10, and 15 tons / ha. The second factor is  the concentration of LOB which consists of 3 levels, namely 0, 5, and 10 ml / l.  Each treatment was repeated 3 times. The planting interval of the previous crop  was 6 weeks. Homogeneity of variance was tested with Bartlett's test, additivity of  data was tested with Tukey's test, and if the assumptions were met the data were  analyzed with BNT 5% further test.  The research results showed that (1) Solid bio-slurry fertilizer at a dose of  5-15 tons/ha had an influence on the variables plant height, leaf area, petiole  length, stem diameter, crown fresh weight, root fresh weight, crown dry weight,  and dry weight of kailan plants. Solid bio-slurry treatment dose 5 tons/ha  produced a crown fresh weight of 31,42 g/plant, while the control was 18,68    g/plant with a different of 13,24 g/plant or an increase of 70,8%. (2) The  application of Liquid Organic Biofertilizer (LOB) with a concentration of 5-10  ml/l affects the variables of plant height, number of leaves, stem diameter, fresh  weight of the crown, and dry weight of the crown. In the fresh shoot weight  variable, the application of LOB concentration of 5 ml/l produced 35,21 g/plant  while the control (23,05 g/plant) with a difference of 12,16 g/plant or an increase  of 52,7%. (3) The provision of solid bio-slurry treatment interacts with LOB  fertilizer. Application of solid bio-slurry at a dose of 5 tons/ha and LOB of 5 ml/l  produced a plant height of 18 cm, while the control was 10,67 cm with a  difference of 7,33 cm or an increase of 68,6%.    Keywords: kailan, bio-slurry, LOB