title: MAKNA CELUGAM PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT creator: Yanah, Dewi Lestari subject: 370 Pendidikan description: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis makna yang terkandung didalam motif Celugam pada masyarakat Lampung Saibatin di Kabupaten Lampung Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Celugam adalah motif khas Kabupaten Lampung Barat yang diwariskan secara turun temurun sejak zaman Kerajaan Skala Beghak. Motif Celugam dianggap sebuah karya seni yang sakral karena motif ini tidak boleh digunakan oleh sembarang orang, sehingga pada masa Kerajaan Skala Beghak Celugam hanya boleh dipakai oleh golongan keluarga kerajaan saja. Celugam terdiri dari warna putih, hitam, merah, oranye, serta memiliki lima motif yaitu Kekeris, Apipon, Cumcok, Lalamban, dan Puttut Manggus. Masing-masing warna dan motif pada Celugam memiliki makna yang menggambarkan mengenai kehidupan sosial masyarakat Lampung Saibatin dari zaman dahulu hingga saat ini. Terdapat warna serta motif yang hanya boleh digunakan oleh strata tertentu. Pada zaman Kerajan Skala Beghak, masyarakat biasa dilarang untuk menggunakan motif Celugam tanpa adanya izin dari pemimpin adat Saibatin. Namun, saat ini motif Celugam telah banyak mengalami perubahan, dimana penggunaannya sudah sangat luas dan boleh dipakai oleh siapapun serta tidak terikat oleh aturan adat. Kata Kunci: Makna, Motif Celugam, Masyarakat Lampung Saibatin The aim of this research is to analyze the meaning contained in the Celugam motif in the Lampung Saibatin community in West Lampung Regency. The research method used in this research is a descriptive qualitative method. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation. The data analysis techniques used are data reduction, data presentation and conclusions. The results of this research show that Celugam is a typical West Lampung Regency motif that has been passed down from generation to generation since the days of the Skala Beghak Kingdom. The Celugam motif is considered a sacred work of art because this motif cannot be used by just anyone, so during the Scale Beghak Celugam Kingdom it could only be worn by members of the royal family. Celugam consists of white, black, red, orange, and has five motifs, namely Kekeris, Apipon, Cumcok, Lalamban, and Puttut Manggus. Each color and motif on Celugam has a meaning that describes the social life of the Lampung Saibatin community from ancient times to the present. There are colors and motifs that can only be used by certain strata. During the Scale Beghak Kingdom era, ordinary people were prohibited from using Celugam motifs without permission from the Saibatin traditional leader. However, currently the Celugam motif has undergone many changes, where its use is very widespread and can be worn by anyone and is not bound by customary rules. Keywords: Meaning, Celugam motif, Lampung Saibatin Community publisher: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN date: 2024-04-30 type: Skripsi type: NonPeerReviewed format: text identifier: http://digilib.unila.ac.id/85366/1/1.%20ABSTRAK%20-%20Yanah%20Dewilestari.pdf format: text identifier: http://digilib.unila.ac.id/85366/2/2.%20SKRIPSI%20FULL%20-%20Yanah%20Dewilestari.pdf format: text identifier: http://digilib.unila.ac.id/85366/3/3.%20SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMABAHASAN%20-%20Yanah%20Dewilestari.pdf identifier: Yanah, Dewi Lestari (2024) MAKNA CELUGAM PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG. relation: http://digilib.unila.ac.id/85366/