%A  Rafiq	 Muhamad
%T KAJIAN EKSTERNALITAS LINGKUNGAN SENTRA AGROINDUSTRI
TAHU DI PEKON GADINGREJO KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU
%X Penelitian in bertujuan untuk menganalisis eksternalitas lingkungan dan biaya
lingkungan yang timbul dari adanya Sentra Agroindustri Tahu Pekon Gadingrejo
Kabupaten Pringsewu. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus yang
dilakukan terhadap agroindustri dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Responden ditentukan secara sengaja (purposive) dengan total 12 responden
agroindustri dan 48 masyarakat yang merasakan eksternalitas. Data penelitian
dikumpulkan pada bulan Oktober sampai dengan November 2023. Metode analisis
yang digunakan yaitu Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengetahui dampak
lingkungan dan Contingent Valuation Method (CVM) untuk menghitung biaya
lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksternalitas terhadap
lingkungan yaitu sebesar Rp1.973.480,71 yang terdiri dari aspek kesehatan manusia
sebesar Rp1.190.707,84, kualitas ekosistem sebesar Rp762.009,60, dan sumber
daya alam sebesar Rp20.763,27. Sementara itu, terhadap masyarakat, timbul
dampak terhadap aspek kesehatan, pencemaran sungai, dan pencemaran udara.
Biaya lingkungan yang timbul yaitu berupa nilai WTA, WTP, dan biaya yang telah
dikeluarkan oleh masyarakat dan agroindustri. Nilai WTA rata-rata sebesar
Rp26.875 per bulan per masyarakat, WTP rata-rata sebesar Rp94.791 per bulan per
agroindustri. Sementara itu, biaya yang telah dikeluarkan oleh masyarakat rata-rata
sebesar Rp3.750 per bulan per masyarakat dan biaya rata-rata sebesar Rp58.332 per
bulan per agroindustri. Setelah dilakukan internalisasi biaya, terjadi penurunan
keuntungan rata-rata sebesar 1,11% per bulan atau Rp 94.791,67.

Kata Kunci: Industri tahu, Eksternalitas, Biaya lingkungan, WTA, WTP.

This study aims to analyse the environmental externalities and environmental costs
arising from the existence of the Tofu Agroindustry Center in Gadingrejo Village,
Pringsewu Regency. The research method used is a case study conducted on the
agro-industry and the surrounding community. Respondents were determined
purposively with a total of 12 agroindustry respondents and 48 people who felt the
externality. The research data was collected from October to November 2023. The
analytical methods used are Life Cycle Assessment (LCA) to determine
environmental impacts and Contingent Valuation Method (CVM) to calculate
environmental costs. The results showed that the externalities to the environment
amounted to Rp1,973,480.71, consisting of human health aspects of
Rp1,190,707.84, ecosystem quality of Rp762,009.60, and natural resources of
Rp20,763.27. Meanwhile, for the community, there are impacts on health aspects,
river pollution, and air pollution. Environmental costs incurred are in the form of

WTA values, WTP, and costs that have been incurred by the community and agro-
industry. The average WTA value is Rp26,875 per month per community, the

average WTP is Rp94,791 per month per agro-industry. Meanwhile, the costs that
have been incurred by the community average Rp3,750 per month per community
and an average cost of Rp58,332 per month per agro-industry. After internalising
costs, there was a decrease in average profit of 1.11% per month or Rp94.791,67.

Keywords: Tofu industry, Externalities, Environmental costs, WTA, WTP.
%C UNIVERSITAS LAMPUNG
%D 2024
%I FAKULTAS PERTANIAN
%L eprints85372