%0 Generic
%A 	Restu , Kurniawan 	
%C UNIVERSITAS LAMPUNG
%D 2024
%F eprints:85561
%I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK  
%T POLA KOMUNIKASI ANTARA UMAT BERAGAMA ISLAM DAN HINDU  PADA TRADISI NGEPAM DALAM UPAYA MENJAGA KERUKUNAN  (Studi Etnografi Komunikasi Pada Masyarakat Desa Bedeng 10, Kelurahan  Trimurjo, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah)
%U http://digilib.unila.ac.id/85561/
%X Bedeng 10 merupakan desa multikultural yang selalu rukun, padahal memiliki latar  sejarah yang cukup rentan menimbulkan konflik antar golongan. Salah satu upaya  untuk menjaga kerukunan itu adalah dengan melaksanakan Tradisi Ngepam antar  umat beragama.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui situasi  komunikatif, peristiwa komunikatif dan tindakan komunikatif serta pola  komunikasi yang terbentuk pada saat Tradisi Ngepam berlangsung. Penelitian ini  menggunakan metode kualitatif dengan studi etnografi komunikasi Dell Hymes  sebagai dasarnya. Teknik pengumpulan datanya observasi partisipan, wawancara  mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi  komunikatif terjadi pada hari Jumat, 29 Septermber 2023 di Pura Dharma Jaya Sakti  Desa Bedeng 10, dengan suasana santai, cukup ramai namun tertib, kekeluargaan  dan menyenangkan. Peristiwa komunikatif terjadi diantara para partisipan yang  hadir di sekitar parkiran, pintu masuk pura, perempatan dan salah satu rumah warga.  Tindakan komunikatifnya berupa perintah, pertanyaan, permintaan, bercerita  pengalaman dan menginformasikan sesuatu. Pola komunikasi dimulai dari temuan  komponen SPEAKING pada aktivitas komunikasi antara umat beragama Islam dan  Hindu hingga terdapat kesamaan suasana, tujuan, urutan tindakan, nada bicara,  bahasa, norma, serta tipe peristiwa. Kesamaan-kesamaan ini merujuk pada  timbulnya kerukunan antar umat beragama di Desa Bedeng 10. Kesimpulannya  adalah kerukunan antara umat beragama Islam dan Hindu di Desa Bedeng 10 dapat  terjaga karena adanya pola komunikasi pada Tradisi Ngepam.    Kata kunci: Tradisi Ngepam, Pola Komunikasi, Etnografi Komunikasi, Kerukunan  Bedeng 10 is a multicultural village that has always been harmonious, despite  having a historical background that is quite prone to causing conflicts between  groups. One of the efforts to maintain this harmony is by carrying out the Ngepam  Tradition between religious communities. The purpose of this research is to  understand the communicative situation, communicative events and communicative  acts, as well as the communication patterns that are formed during the Ngepam  Tradition. This research uses a qualitative method with Dell Hymes ethnography of  communication as its basis. Data collection techniques include participant  observation, in-depth interviews, and documentation. The research results show  that the communicative situation occurred on Friday, September 29, 2023, at the  Dharma Jaya Sakti Temple in Bedeng 10 Village, with a relaxed, quite crowded but  orderly, familial, and pleasant atmosphere. Communicative events occurred among  the participants present around the parking area, the entrance to the temple, the  intersection, and one of the residents houses. The communicative acts included  commands, questions, requests, sharing experiences, and informing something. The  communication pattern began with the findings of the SPEAKING components in  the communication activities between Muslims and Hindus, leading to similarities  in atmosphere, goals, sequence of actions, tone of voice, language, norms, and types  of events. These similarities refer to the emergence of harmony between religious  communities in Bedeng 10 Village. In conclusion, the harmony between Muslims  and Hindus in Bedeng 10 Village can be maintained due to the communication  patterns in the Ngepam Tradition.  Keywords: Ngepam Tradition, Communication Patterns, Communication  Ethnography, Harmony