%0 Generic
%A 	Isabela , Irene Pangestu
%C UNIVERSITAS LAMPUNG 
%D 2024
%F eprints:85738
%I KEDOKTERAN
%T HUBUNGAN STATUS GIZI LEBIH SEBAGAI FAKTOR RISIKO  TERHADAP SINDROM SYOK DENGUE PADA PASIEN ANAK YANG  DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL    MOELOEK
%U http://digilib.unila.ac.id/85738/
%X Background: Dengue Shock Syndrome (DSS) is a severe dengue patient who  experiences plasma leakage progressively and leads to hypovolemic shock, DHF  disease is 5% likely to cause death, but DSS is 40%-50% likely to cause death.  Some studies suggest overnutrition is a risk factor for DSS. However, some studies  suggest otherwise.  Objective: Determine the association of overnutrition on DSS in hospitalized  pediatric patients at Abdul Moeloek General Hospital, Bandar Lampung.  Method: This study used a case control study. The sample size is determined by  purposive sampling. The population in this study is the medical records of pediatric  patients (0-<18 years) who had dengue hemorrhagic fever with and without dengue  shock from September 1, 2021-September 30, 2023. The total case population is 30  patients and the control population is 151 patients. Odds ratio as a meaning of risk  factors and confidence interval 95%.  Results: The number of samples in the study was 20 case group patients and 40  control group patients. Of the 20 pediatric patients with DSS, many had more  nutrition (12 patients or 60.0%). And of the 40 pediatric patients with DHF without  shock, many had no more nutrition (29 patients or 72.5%). Odds ratio 3.955, p value  0.031, 95% CI 1.275-12.269.  Conclusion: Nutritional status is a risk factor of DSS. There is association between  overnutrition and Dengue Shock Syndrome in hospitalized pediatric patients at Dr.  H. Abdul Moeloek General Hospital.  Keywords: Overnutrition, Dengue Shock Syndrome, pediatric  Latar Belakang: Sindrom Syok Dengue (SSD) merupakan pasien severe dengue  yang mengalami kebocoran plasma secara progresif dan berujung pada syok  hipovolemik, Penyakit DBD kemungkinan 5% menyebabkan kematian, tetapi SSD  kemungkinan 40%-50% menyebabkan kematian. Beberapa penelitian menyatakan  status gizi merupakan faktor risiko SSD. Akan tetapi, beberapa penelitian  menyatakan sebaliknya.  Tujuan: mengetahui hubungan status gizi lebih terhadap SSD pada pasien anak  yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek, Bandar  Lampung.  Metode: Penelitian ini menggunakan case control study. Besar sampel ditentukan  dengan purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah rekam medis  pasien anak (0-<18 tahun) yang mengalami demam berdarah dengue dengan dan  tanpa syok dengue dari 1 September 2021-30 September 2023. Jumlah populasi  kasus sebanyak 30 pasien dan jumlah populasi kontrol sebanyak 151 pasien. Odds  ratio sebagai kemaknaan faktor risiko dan confidence interval 95%.  Hasil: Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 pasien kelompok kasus dan  40 pasien kelompok kontrol. Dari 20 pasien anak dengan SSD banyak yang  memiliki gizi lebih (12 pasien atau 60.0%). Dan dari 40 pasien anak dengan DBD  tanpa syok, banyak yang memiliki tidak gizi lebih (29 pasien atau 72.5%). Odds  ratio 3.955, p value 0.031, 95% CI 1.275-12.269.  Kesimpulan: Status gizi merupakan faktor risiko SSD. Adanya hubungan antara  status gizi lebih dan Sindrom Syok Dengue pada pasien anak yang dirawat inap di  Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek.  Kata kunci: Status gizi lebih, Sindrom Syok Dengue, anak