%0 Generic %A EKA SOFIA , AGUSTINA %D 2024 %F eprints:85783 %I FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %T KURIKULUM ADAPTIF MATA PELAJARAN BAHASA DAN AKSARA LAMPUNG SEBAGAI BAHASA KEDUA JENJANG SEKOLAH DASAR DALAM KONTEKS MASYARAKAT ADAT LAMPUNG YANG BIKULTURAL %U http://digilib.unila.ac.id/85783/ %X Pembelajaran bahasa dan aksara Lampung jenjang Sekolah dasar di Provinsi Lampung telah dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama tetapi masih terdapat banyak permasalahan secara esensi. Subtansi penelitian ini untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi faktor demografi, demografi linguistik, bahasa Lampung sebagai bahasa kedua, diversitas budaya secara internal dan eksternal yang ada di Provinsi Lampung. Hal tersebut akan sangat memengaruhi dalam perenkonstruksian dokumen kurikulum yang terdiri atas karakteristik kurikulum adaptif, tujuan kurikulum adaptif, landasan filosofis, landasan teoretis, dan landasan yuridis. Selain itu, rekonstruksi juga difokuskan pada komponen pengajaran bahasa dan aksara Lampung pada jenjang Sekolah dasar di Provinsi Lampung yang terdiri atas komponen tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, peran pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran bahasa dan aksara Lampung, lingkungan kebahasaan yang diciptakan, dan evaluasi pengajaran. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian A Recursive Reflektive Design and Development Model (R2D2) dengan tahapan yaitu (a) fokus penetapan/pendefinisian (define); (b) fokus desain dan pengembangan (design and develop), dan (c) fokus penyebarluasan (disseminate). Hasil penelitian ini menghasilkan rekonstruksi dokumen kurikulum adaptif mata pelajaran bahasa dan aksara Lampung jenjang Sekolah dasar sebagai bahasa kedua dalam konteks masyarakat adat Lampung yang bikultural di Provinsi Lampung. Pembelajaran bahasa Lampung akan bisa tercapai secara optimal jika diajarkan dengan memerhatikan dua aspek bikultural yaitu sebagai komponen budaya dan komponen linguistik. Materi pembelajaran berada pada tri gatra budaya yaitu budaya tindak, budaya pikir, dan budaya material yang diajarkan secara adaptif pada masing-masing wilayah masyarakat adat Pepadun dan wilayah masyarakat adat Saibatin dengan ditunjang secara komponen linguistik pada pemakaian dialek dan subdialek sesuai posisi wilayah dialek Nyow dan dialek Api pada konteks sekolah dan peserta didik itu berada dengan memperhatikan aspek geolinguistik. Hal itu sesuai dengan konsep pembelajaran bahasa kedua dalam konteks dan berbasis pada diversitas budaya. Kata Kunci: kurikulum adaptif, bahasa Lampung, bahasa kedua, bikultural, Sekolah dasar Lampung language and script learning at elementary school level in Lampung Province has been implemented for a long time but there are still many essential problems. The substance of this research is to explore and elaborate on demographic factors, linguistic demographics, Lampung language as a second language, internal and external cultural diversity in Lampung Province. This will greatly influence the reconstruction of curriculum documents consisting of adaptive curriculum characteristics, adaptive curriculum objectives, philosophical foundations, theoretical foundations, and legal foundations. In addition, the reconstruction also focused on the components of Lampung language and script teaching at the Elementary School level in Lampung Province which consisted of components of learning objectives, learning materials, learning approaches, the role of educators and students in learning Lampung language and script, the linguistic environment created, and teaching evaluation. The research was conducted using the A Recursive Reflective Design and Development Model (R2D2) research method with the following stages: (a) focus on determining/defining (define); (b) focus on design and development (design and develop), and (c) focus on disseminating (disseminate). The results of this study resulted in the reconstruction of an adaptive curriculum document for the Lampung language and script subject at the Elementary School level as a second language in the context of the bicultural Lampung indigenous community in Lampung Province. Lampung language learning can be achieved optimally if taught by paying attention to two bicultural aspects, namely as a cultural component and a linguistic component. The learning material is in the tri-cultural aspects, namely the culture of action, culture of thought, and material culture which are taught adaptively in each region of the Pepadun indigenous community and the Saibatin indigenous community, supported by linguistic components in the use of dialects and sub-dialects according to the position of the Nyow dialect and Api dialect areas in the context of the school and the students are located by paying attention to geolinguistic aspects. This is in accordance with the concept of second language learning in context and based on cultural diversity. Keyword: adaptive curriculum, Lampung language, second language,bicultural, elementary school