@misc{eprints86033, month = {Maret}, title = {FENOMENA CALON TUNGGAL PEMILIHAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2024}, author = {AGMA PUTRI JENITA }, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK }, year = {2025}, url = {http://digilib.unila.ac.id/86033/}, abstract = {Penelitian ini menganalisis fenomena calon tunggal dalam Pemilihan Bupati Tulang Bawang Barat tahun 2024. Fenomena ini menarik untuk diteliti karena Kabupaten Tulang Bawang Barat kembali menggelar pemilihan bupati dengan calon tunggal untuk kedua kalinya. Sebelumnya, kondisi serupa juga terjadi pada Pemilihan Bupati tahun 2017. Fenomena ini mencerminkan tantangan demokrasi lokal di Indonesia, terutama terkait dengan dinamika partai politik dan keterbatasan kompetisi politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya calon tunggal serta mengkaji proses kandidasi partai politik yang memicu terjadinya fenomena tersebut. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan terkait, analisis dokumen, dan studi literatur. Penelitian ini menggunakan teori pseudo democracy dari Sarah Thompson dan teori seleksi kandidasi dari Gideon Rahat dan Reuven Y. Hazan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya calon tunggal dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti dominasi petahana, tingginya biaya politik, minimnya kaderisasi partai, dan regulasi yang tidak mendukung pluralitas calon. Selain itu, koalisi partai politik yang solid mendukung satu calon tunggal sering kali bertujuan untuk memastikan kemenangan tanpa kompetisi yang signifikan. Studi ini menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan pendidikan politik, reformasi sistem kaderisasi partai, dan penguatan regulasi untuk mendorong kompetisi yang sehat dalam demokrasi lokal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian demokrasi lokal dan menjadi rujukan bagi pembuat kebijakan untuk memperbaiki sistem politik yang lebih inklusif dan kompetitif. Kata kunci : calon tunggal, pilkada, demokrasi lokal, partai politik, kaderisasi, kompetisi politik.} }