%A RIZKY KHOIRUNISA JULIA %T ADAPTASI KOMUNIKASI DALAM PERNIKAHAN AMALGAMASI (Studi pada Pasangan Etnis Palembang dan Sunda di Kota Prabumulih) %X Pernikahan amalgamasi berpotensi menghadirkan berbagai hambatan komunikasi dan menganggu proses adaptasi. Penelitian ini berfokus pada pasangan etnis Palembang dan Sunda di Kota Prabumulih untuk menganalisis adaptasi komunikasi, hambatan, serta upaya dalam mengatasi perbedaan budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Teori Kurva U dari Sverre Lysgaard digunakan untuk memahami adaptasi pasangan melalui empat fase, yakni honeymoon, culture shock, adjustment, dan mastery. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan mengalami dinamika adaptasi Kurva U dengan berbagai hambatan komunikasi budaya maupun nonbudaya. Proses adaptasi bervariasi tergantung alasan merantau dan durasi tinggal di lingkungan baru. Pasangan yang merantau lebih lama karena alasan pekerjaan cenderung cepat melewati culture shock dan adjustment, sementara mereka yang pindah karena alasan asmara mengalaminya fase krisis saat pernikahan berlangsung. Fase mastery umumnya tercapai ketika individu memasuki budaya baru minimal 2 tahun, sedangkan asimilasi budaya terjadi setelah lebih dari satu dekade. Budaya Palembang lebih dominan dalam pernikahan amalgamasi di Prabumulih karena faktor lingkungan. Meskipun adaptasi budaya telah tercapai, hambatan non-budaya seperti masalah ekonomi, konflik psikologis, selisih paham, dan kompleksitas peran rumah tangga tetap membutuhkan penyesuaian yang berkelanjutan. Penelitian ini menekankan pentingnya komunikasi dua arah, keterbukaan, dan sikap saling menghargai untuk menciptakan hubungan yang stabil. Kata kunci: Adaptasi Komunikasi, Kurva U, Hambatan Komunikasi, Pernikahan Amalgamasi, Komunikasi Antaretnis, Etnis Palembang, Etnis Sunda. %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2025 %I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK %L eprints86093