%A Nur Hatta Nito %T Analisis Perubahan Garis Pantai di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Periode 2014-2024 %X Indonesia diperkirakan memiliki wilayah garis pantai sepanjang 108.000 kilometer. Keadaan pesisir pantai berubah seiring dengan waktu dan perubahan kondisi alam. Di sekitar kawasan Labuhan Maringgai, terjadi abrasi yang cukup parah, diduga disebabkan oleh pengaruh gelombang laut dan pertumbuhan mangrove. Pemantauan perubahan garis pantai dilakukan menggunakan metode Digital Shorline Analisis System (DSAS). Metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung perubahan garis pantai yaitu NSM (Net Shoreline Movement), untuk menghitung laju perubahan garis pantai menggunakan metode EPR (End Point Rate), dan metode perhitungan untuk prediksi perubahan garis pantai yaitu LRR (Linear Regression Rate). Berdasarkan hasil penelitian, perubahan abrasi tertinggi terjadi di Desa Srimosari Kecamatan Labuhan Maringgai dengan ratarata perubahan mencapai 817,4 m dalam waktu 10 tahun dengan rata rata laju perubahan 80,94 m/tahun. Sedangkan untuk tingkat akresi tertinggi terjadi juga di Desa Srimosari Kecamatan Labuhan Maringgai dengan rata-rata perubahan mencapai 808,6 meter dalam waktu 10 tahun dengan rata-rata laju perubahan sebesar 80,08 m/tahun. Faktor utama penyebab abrasi yaitu pasang surut air laut sedangkan akresi terjadi karena pertumbuhan tanaman mangrove. Indonesia is estimated to have a coastline area of 108,000 kilometers. The condition of the coast changes with time and changes in natural conditions. Around the Labuhan Maringgai area, there was quite severe abrasion, allegedly caused by the influence of sea waves and mangrove growth. Monitoring of coastline changes is carried out using the Digital Shorline Analysis System (DSAS) method. The calculation method used to calculate coastline change is NSM (Net Shoreline Movement), to calculate the rate of coastline change using the EPR (End Point Rate) method, and the calculation method for predicting coastline change is LRR (Linear Regression Rate). Based on the results of the study, the highest abrasion change occurred in Srimosari Village, Labuhan Maringgai District with an average change of 817.4 m within 10 years with an average change rate of 80.94 m/year. Meanwhile, the highest level of appreciation also occurred in Srimosari Village, Labuhan Maringgai District with an average change of 808.6 meters within 10 years with an average rate of change of 80.08 m/year. The main factor causing abrasion is the tides of seawater, while accretion occurs due to the growth of mangrove plants. %D 2025 %C UNIVERSITAS LAMPUNG %R 2015071021 %I FAKULTAS TEKNIK %L eprints86384