@misc{eprints86577,
           month = {Maret},
           title = {ANALISIS RESISTANSI INSEKTISIDA MALATHION TERHADAP
NYAMUK Aedes aegypti MENGGUNAKAN METODE CDC BOTTLE
BIOASSAY DI KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG},
          author = { Rahimah	 Yashila},
         address = {UNIVERSITAS LAMPUNG },
       publisher = {KEDOKTERAN},
            year = {2024},
             url = {http://digilib.unila.ac.id/86577/},
        abstract = {Background: The incidence rate (IR) of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) cases in
Lampung Province has fluctuated from year to year during the period of 2010 ? 2022.
The incidence rate of DHF in Lampung Province during 2022 was 50.8 per 100,000
population. In 2021, there were 623 cases of DHF in Bandar Lampung City, with an
incidence rate of 57.2 per 100,000 population. During that year, there were 1,440
cases recorded with an incidence rate of 130.1 per 100,000 population, indicating an
increase in DHF cases.
Method: This study utilize an experimental research method using Completely
Randomized Design (CRD). Samples were taken by placing ovitraps in 20
households for each neighborhood. In each household, there were 4 ovitraps placed
with a total of 80 per neighborhood. The sample used in this study consists of 360 Ae.
aegypti mosquitoes. Subsequently, the resistance testing was conducted using the
CDC bottle bioassay. Following data was analyzed using the Kruskal-Wallis test
followed by post-hoc Mann-Whitney test.
Result: The resistance status in Gedong Meneng Baru sub-districts is categorized as
susceptible as the mortality rate of mosquitoes in that sub-districts reaches 98.4\%.
However, Rajabasa Jaya and Rajabasa Raya sub-districts have a potential resistance
to malathion insecticide with a mortality percentage of 96.7\%, thus further testing is
needed for verification.
Conclusion: Gedong Meneng Baru sub-district shows resistance to malathion
insecticide with a mortality percentage of 98.3\%. However, Rajabasa Jaya and
Rajabasa Raya sub-districts likely exhibit resistant to malathion insecticide with a
mortality percentage of 96.7\%, indicating the need for further testing to verify.

Keywords: Ae. aegypti, CDC Bottle Bioassay, Resistance
Latar Belakang: Angka Kesakitan (IR) kasus DBD di Provinsi lampung mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun dari tahun 2010 ? 2022. Angka kesakitan DBD di
Provinsi Lampung tahun 2022 sebesar 50,8 per 100.000 jumlah penduduk. Kasus
DBD pada tahun 2021 di Kota Bandar Lampung tercatat sebanyak 623 kasus, dengan
angka kesakitan 57,2 per 100.000 penduduk. Tahun 2022 tercatat sebanyak 1.440
kasus dengan incidence rate 130,1 per 100.000 penduduk, hal ini menujukkan adanya
peningkatan kasus DBD
Metode: Pada penelitian ini menggunakan Metode penelitian eksperimental dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel diambil dengan
menempatkan ovitrap 20 rumah warga pada setiap kelurahan. Pada setiap rumah
ditempatkan 4 ovitrap. Sehingga setiap kelurahan tersebut didapatkan total ovitrap
sebanyak 80. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 360 nyamuk Ae.
aegypti. Kemudian dilakukan uji resistansi menggunakan CDC bottle bioassay.
Kemudian data dianalisis menggunakan Uji Kruskal- Walls lalu dilanjutkan dengan
uji post-hoc Mann Whitney.
Hasil: Kelurahan Gedong meneng Baru status resistansinya yaitu rentan dikarenakan
persentase kematian nyamuk pada kelurahan tersebut mencapai 98,4\%. Namun,
Kelurahan Rajabasa Jaya dan Rajabasa Raya kemungkinan resistansi terhadap
insektisida malathion dengan persentase mortalitas sebesar 96,7\% sehingga perlu
dilakukan tes lebih lanjut untuk dilakukan verifikasi.
Simpulan: Kelurahan Gedong Meneng Baru resistan terhadap insektisida malathion
dengan persentase mortalitas sebesar 98,4\% . Namun, Kelurahan Rajabasa Jaya dan
Rajabasa Raya kemungkinan resistan terhadap insektisida malathion dengan
persentase mortalitas sebesar 96,7\% sehingga perlu dilakukan tes lebih lanjut untuk
dilakukan verifikasi.
Kata Kunci: Ae. Aegypti, CDC Bottle Bioassay, Resistansi}
}