@mastersthesis{eprints86579, month = {Maret}, title = {MODEL PENCEGAHAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL ?ULUM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH}, school = {FAKULTAS KEDOKTERAN}, author = {BUDIARTI KHUSNUL ROHMAH}, year = {2025}, url = {http://digilib.unila.ac.id/86579/}, abstract = {Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Remaja putri yang terpelihara status gizinya akan terpelihara kesehatan reproduksinya dimana itu sangat diperlukan guna mempersiapkan generasi berikutnya. Namun, sebagian besar remaja belum memenuhi kebutuhan nutrisi harian, dengan prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) yang masih tinggi, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Lampung merupakan salah satu provinsi dengan risiko KEK tertinggi, di mana Lampung Tengah mencatat prevalensi KEK wanita usia subur sebesar 11,28\% bahkan di salah satu pesantren, prevalensi KEK lebih tinggi, mencapai 30\%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi KEK di pesantren Darul 'Ulum Lampung Tengah, hubungan berbagai faktor dengan kejadian KEK, serta mendapatkan model pencegahan KEK. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah random sampling sebanyak 87 santriwati dari jenjang pendidikan SMP, SMA, dan di atas SMA. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara dengan instrumen kuesioner untuk variabel karakteristik responden, pengetahuan mengenai KEK, sikap mengenai KEK, pengaruh peer atau teman sebaya yang mendukung, kebiasaan puasa, dan lama mukim dan form food recall untuk mengukur tingkat kecukupan gizi, dan pengukuran LILA untuk mengukur KEK pada santriwati. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji Spearman?s Rho, dan analisis multivariat dengan regresi stepwise. Hasil analisis univariat menunjukkan prevalensi KEK sebesar 52\%, dengan rata-rata usia 15 tahun dan lingkar lengan {$\leq$}23,5 cm. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan dan sikap mengenai KEK yang kurang baik (86\% dan 85\%), aktivitas fisik yang berat (79\%), dan dukungan teman sebaya yang kurang baik (54\%). Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara kejadian KEK dengan tingkat pengetahuan, sikap, kecukupan energi, protein, karbohidrat, lemak, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan puasa, teman sebaya, dan lama mukim. Analisis multivariat mengidentifikasi sikap mengenai KEK, tingkat kecukupan lemak, dan lama mukim sebagai faktor yang paling memengaruhi kejadian KEK. Penelitian ini menghasilkan model pencegahan KEK berbasis perubahan perilaku, perbaikan gizi, dan pengelolaan lingkungan pesantren.} }