%A GANDHI LUHUR NANDA
%T ANALISIS KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAS BULOK
DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN SWAT

(Soil and Water Assessment tools)
%X Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki peran penting dalam kehidupan manusia
dalam membangun pemukiman dan sumber ketersediaan air untuk kelangsungan
hidup, khususnya di sektor pertanian. Namun, interaksi manusia dengan DAS dapat
menyebabkan masalah serius, seperti yang terjadi di DAS Bulok, bagian dari DAS
Sekampung di Provinsi Lampung. Perubahan tutupan hutan memperburuk kondisi
hidrologi DAS Bulok yang mengakibatkan banjir ketika musim hujan dan
kekeringan ketika musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
karakteristik hidrologi DAS Bulok dengan menggunakan model SWAT (Soil and
Water Assessment Tool) untuk memahami aliran permukaan, aliran bawah
permukaan, dan aliran dasar sebelum dan sesudah skenario perubahan tutupan
hutan pada DAS Bulok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada DAS Bulok
aliran permukaan yang dihasilkan 368,44 mm, aliran bawah permukaan 339,58
mm, dan aliran dasar 306,24 mm. Koefisien Regim Aliran (KRA) mencapai 598,58,
dengan kategori sangat tinggi, sementara Koefisien Aliran Tahunan (KAT) bernilai
0,364, dengan kategori sedang. Skenario perubahan tutupan lahan dengan merubah
tutupan hutan menjadi 31,37% menunjukkan pengaruh terhadap karakteristik
hidrologi DAS Bulok. Aliran permukaan menurun 7,97% menjadi 341,24 mm,
aliran bawah permukaan meningkat 1,15% menjadi 343,53 mm, dan aliran dasar
meningkat 10,55% menjadi 342,35 mm. Selain itu, KRA membaik menjadi 84,24
dan KAT menurun menjadi 0,35. Penelitian ini menegaskan pentingnya
pengelolaan tutupan lahan dalam memperbaiki karakteristik hidrologi DAS.
Dengan demikian, penerapan model SWAT memberikan wawasan mendalam
tentang dampak perubahan penggunaan lahan dan mengarahkan kebijakan
pengelolaan DAS yang lebih berkelanjutan.
Kata kunci : DAS Bulok, Karakteristik Hidrologi Sungai,

Aliran Permukaan, Aliran Bawah Permukaan, Aliran Dasar, dan
SWAT (Soil and Water Assessment Tools).

The Watershed (DAS) plays a crucial role in human life by providing water
resources for settlements and ensuring the continuity of life, particularly in the
agricultural sector. However, human interaction with watersheds can lead to
serious issues, as seen in the Bulok Watershed, part of the Sekampung Watershed
in Lampung Province. Changes in forest cover have worsened the hydrological
conditions of the Bulok Watershed, causing floods during the rainy season and
droughts during the dry season. This study aims to analyze the hydrological
characteristics of the Bulok Watershed using the SWAT (Soil and Water Assessment
Tool) model to understand surface flow, subsurface flow, and base flow before and
after scenarios of forest cover changes in the Bulok Watershed. The study results
show that in the Bulok Watershed, the generated surface flow is 368.44 mm,
subsurface flow is 339.58 mm, and base flow is 306.24 mm. The Flow Regime
Coefficient (KRA) reaches 598.58, categorized as very high, while the Annual Flow
Coefficient (KAT) is 0.364, categorized as moderate. The land cover change
scenario by altering forest cover to 31.37% shows an impact on the hydrological
characteristics of the Bulok Watershed. Surface flow decreases by 7.97% to 341.24
mm, subsurface flow increases by 1.15% to 343.53 mm, and base flow increases by
10.55% to 342.35 mm. Additionally, the KRA improves to 84.24 and the KAT
decreases to 0.35. This study emphasizes the importance of land cover management
in improving the hydrological characteristics of watersheds. Therefore, applying
the SWAT model provides deep insights into the impact of land use changes and
guides more sustainable watershed management policies.
Keywords : Bulok Watershed, Watershed Hydrological Characteristics,
Surface Runoff, Subsurface Flow, Base Flow, SWAT (Soil and
Water Assessment Tools).
%C UNIVERSITAS LAMPUNG
%D 2024
%I FAKULTAS PERTANIAN
%L eprints86605