%A Rofifah Indah %T KEBIJAKAN LUAR NEGERI KOREA SELATAN DALAM MERESPONS BOIKOT TIONGKOK PADA BIDANG INDUSTRI PAKAIAN, 2016?2020 %X Sejak Tiongkok dan Korea Selatan secara resmi mengumumkan hubungan diplomatiknya tahun 1992, kedua Negara mulai melakukan kerja sama di berbagai bidang. Namun, hubungan kedua negara ini sempat mengalami permasalahan pada tahun 2016 dimana muncul sebuah isu keamanan di Semenanjung Korea dikarenakan peletakkan THAAD di Korea Selatan yang kemudian memunculkan respon negatif dari Tiongkok. Tiongkok kemudian memberlakukan Boikot terkait produk-produk Korea Selatan termasuk pada bidang industri pakaian. Akibat dari boikot yang diberlakukan oleh Tiongkok ini, jumlah ekspor industri pakaian Korea Selatan sempat mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon Korea Selatan terhadap boikot yang diberikan oleh Tiongkok terutama pada bidang industri pakaian di Korea Selatan pada tahun 2016-2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan tiga aktivitas yaitu, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dengan menggunakan teori Politik Luar Negeri, penelitian ini berupaya untuk melihat tindakan Korea Selatan dalam merespon Boikot yang diberlakukan oleh Tiongkok serta menganalisa Kebijakan Luar Negeri yang diambil Korea Selatan untuk menyelamatkan industri pakaian di Tiongkok selama sanksi yang di jatuhkan oleh Tiongkok. Hasil dari penelitian ini adalah analisa terkait kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh Korea Selatan dalam merespon boikot yang di berlakukan oleh Tiongkok, yang mampu membawa kondisi industri pakaian Korea selatan yang semua mengalami penurunan menjadi normal kembali setelah Korea Selatan sepakat untuk menyetujui poin-poin yang terdapat dalam kebijakan Three No?s bersama dengan Tiongkok. Kata kunci : Industri pakaian, boikot, kebijakan luar negeri Since China and South Korea officially announcend their diplomatic relations in 1992, the two countries have began to collaborate in various fields. However, the relationship between these two countries experienced problems in 2016 when a security issue arose on the Korean Peninsula due to the placement of THAAD in South Korea which then gave rise to a negative response from China. China then implemented a boycott regarding South Korean products, including in the clothing industry. As a result of the boycott imposed by China, the number of exports from the South Korean clothing industry experienced a decline. This research aims to analyze South Korea response to the boycott given by China, especially on clothing industry in South Korea in 2016-2020. This research using qualitative research methods with this research data source using data analysis techniques using three activities, namely, data condensation, data presentation, and drawing conclusions. By Using Foreign Policy theory, this research attempts to look at South Korea?s actions in responding to the boycott imposed by China and analyze the foreign policy that South Korea took to save the clothing industry in China during the sanctions imposed by China. The result of this research is an analysis related to foreign policy implemented by South Korea in response to the boycott imposed by China, which was able to bring the condition of the South Korean clothing industry which all experienced a decline to returned to normal after South Korea agreed to agree on the points contained in the Three No?s policy together with China. Keyword : Clothing, industry, boycott, foreign policy %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2024 %I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK %L eprints87178