%0 Generic %9 Other %A Muhammad Nurfadli, 0715011093 %C Universitas Lampung %D 2015 %F eprints:8771 %I Fakultas Teknik %T Evaluasi Kinerja Angkutan Massal “Bus Rapid Transit” Pada Koridor Rajabasa-Sukaraja %U http://digilib.unila.ac.id/8771/ %X EVALUASI KINERJA ANGKUTAN MASSAL “BUS RAPID TRANSIT” PADA KORIDOR RAJABASA - SUKARAJA OLEH MUHAMMAD NURFADLI ABSTRAK Berkembangnya penduduk dan tingkat ekonomi Kota Bandar Lampung membuat pergerakan masyarakat di dalamnya meningkat. Penyediaan angkutan massal atau BRT sangatlah diperlukan guna mengantisipasi kemacetan yang akan terjadi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja operasional Bus Trans Bandar Lampung atau BRT sudah sesuai dengan standar yang ada. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau bahan pertimbangan Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mengambil sebuah kebijakan agar kinerja BRT semakin meningkat dalam mengurangi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada koridor Rajabasa–Sukaraja. Penelitian ini selama tiga hari yakni pada hari senin dan kamis untuk mewakili hari kerja dan hari minggu untuk mewakili hari libur, dimulai dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00. Stardar yang digunakan dalam studi ini berupa standar yang dikeluarkan oleh World Bank pada tahun 1986. Dari hasil penelitian didapatkan time headway(Rajabasa –Sukaraja) sebesar 6,29 menit, dan kecepatan perjalanan : 25,45 km/jam telah memenuhi standar World Bank. Sedangkan jarak tempuh : 112,36 km per bus dan load factor : 20,53 % tidak memenuhi standar World Bank. Rendahnya nilai load factor menyebabkan pendapatan perkendaraan kecil, yakni sebesar Rp 346.503,56. Nilai pendapatan bus dibagi dengan nilai biaya operasional bus (operating ratio) sebesar 0,7 (kurang dari 1) maka BRT mengalami kerugian. Dengan hasil analisis yang tidak memenuhi standar maka dapat dilakukan perbaikan dengan membuat kebijakan strategis yakni mengurangi angkot pada jalur BRT, sehingga dapat menarik penumpang beralih ke BRT. Selain itu, pemeritah harus menyediakan subsidi agar dapat menutupi kerugian BRT. Kata kunci : BRT, bus trans bandar lampung, rajabasa, sukaraja, time headway, load factor.   EVALUATION ON THE OPERATIONAL PERFORMANCE OF THE MASS TRANSIT SYSTEM “BUS RAPID TRANSIT” (BRT) ON RAJABASA-SUKARAJA CORRIDOR BY MUHAMMAD NURFADLI ABSTRACT The growing population and the increasing economic growth in the city of Bandar Lampung have led to expanding geographic mobility within the city. The provision of a mass transit system, therefore, is vastly indispensable for anticipating high traffic densities. This study was trying to examine whether the operational performance of trans-Bandar Lampung buses, or called “Bus Rapid Transit” (BRT), has conformed to the existing standards. The results are expected to be taken for consideration by the municipal government when adopting policies to improve BRT’s operational performance and to scale back traffic jams. The study focused only on one corridor, the Rajabasa-Sukaraja corridor, and used the World Bank’s 1986 standards as the reference. Observations were then made in three days: Monday and Thursday to represent workdays, and Sunday to represent days off, with each observation day spanning from 6.00 a.m. to 6.00 p.m. The results reveal that time headway, 6.29 minutes (on the Rajabasa-Sukaraja corridor), and trip speed, 25.45 km/h, have met the World Bank’s standards. However, traveled distance, 112.36 km per vehicle, and load factor, 20.53%, are below the given standards. This low load factor has led to small revenue per vehicle, i.e. only Rp346,503.56. Dividing the amount by the operating cost (operating ratio) per vehicle gives us a value of 0.7 (less than 1). In other words, the BRT system has been operating at a loss. In the final analysis, it is vital that the municipal government take strategic policies to reduce the number of minibuses, or angkot, that operates on the same corridor as the BRT buses’, so that more passengers will shift to these BRT buses. The government should also grant subsidies immediately to make up for the loss currently being suffered by this BRT. Keyword : BRT, trans-Bandar Lampung bus, Rajabasa, Sukaraja, time headway, load factor.