creators_name: Jhon Fredo, Siboro
creators_id: 2056031014
type: other
datestamp: 2025-06-17 07:22:27
lastmod: 2025-06-17 07:22:27
metadata_visibility: show
title: KOMUNIKASIFATIS DALAMKAMPANYEPOLITIK (STUDI:SLOGANGEMOYPADA AKUN TIKTOK @PARTAI GERINDRA)
ispublished: pub
subjects: 320
subjects: 380
full_text_status: restricted
abstract: Penelitian ini mengkaji penggunaan slogan “Gemoy” dalam kampanye politik pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melalui akun TikTok @partaigerindra sebagai bentuk komunikasi fatis di era digital. Komunikasi fatis dipahami sebagai bentuk komunikasi yang lebih menekankan pada penciptaan kedekatan emosional dibanding penyampaian informasi substansial. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure untuk menganalisis struktur tanda melalui relasi penanda (signifier) dan petanda (signified), serta teori tindakan komunikatif Jürgen Habermas untuk mengevaluasi aspek etika komunikasi politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanda-penanda seperti ekspresi wajah, gaya berjoget, caption jenaka, dan simbol visual lainnya membentuk petanda “Gemoy” yang merepresentasikan citra Prabowo sebagai sosok yang lucu, imut, dan dekat dengan rakyat. Strategi ini terbukti efektif dalam menjangkau pemilih muda dan menciptakan kesan personal, namun berisiko mengaburkan substansi programatik serta melemahkan diskursus rasional di ruang publik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun komunikasi fatis memiliki daya tarik simbolik dan emosional yang kuat, penting untuk tetap mempertimbangkan prinsip rasionalitas dan etika dalam komunikasi politik yang sehat dan demokratis.

Kata Kunci: Slogan Gemoy, Kampanye Politik, Fatis, Tiktok, Citra Politik, Semiotika, Habermas.











This study examines the use of the slogan "Gemoy" in the political campaign of presidential candidate pair Prabowo Subianto and Gibran Rakabuming Raka through the TikTok account @partaigerindra as a form of phatic communication in the digital era. Phatic communication is understood as a form of communication that emphasizes creating emotional closeness rather than delivering substantial information. This study uses Ferdinand de Saussure's semiotic approach to analyze the structure of signs through the relationship between signifier and signified, as well as Jürgen Habermas's theory of communicative action to evaluate the ethical aspects of political communication. The results of the study show that markers such as facial expressions, dancing style, humorous captions, and other visual symbols form the signifier "Gemoy" which represents Prabowo's image as a funny, cute, and close to the people. This strategy has proven effective in reaching young voters and creating a personal impression, but risks obscuring programmatic substance and weakening rational discourse in the public sphere. This study concludes that although phatic communication has strong symbolic and emotional appeal, it is important to continue to consider the principles of rationality and ethics in healthy and democratic political communication.

Keywords: Gemoy Slogan, Political Campaign, Phatic, Tiktok, Political Image, Semiotics, Habermas.
date: 2025-06-02
date_type: published
publisher: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
place_of_pub: UNIVERSITAS LAMPUNG
citation:   Jhon Fredo, Siboro  (2025) KOMUNIKASIFATIS DALAMKAMPANYEPOLITIK (STUDI:SLOGANGEMOYPADA AKUN TIKTOK @PARTAI GERINDRA).  FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.     
document_url: http://digilib.unila.ac.id/88885/1/Abstrak%20Jhon%20Fredo%20Siboro.pdf
document_url: http://digilib.unila.ac.id/88885/2/Skripsi%20Jhon%20Fredo%20Siboro_.pdf
document_url: http://digilib.unila.ac.id/88885/3/Skripsi%20Tanpa%20Pembahasan%20Jhon%20Fredo%20Siboro_.pdf