@mastersthesis{eprints89541,
           month = {Juni},
           title = {ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN
PENGADILAN TENTANG CESSIE DENGAN OBJEK PERKARA
BENDA TIDAK BERGERAK},
          school = {UNIVERSITAS LAMPUNG},
          author = {Andini Pingkan Retno },
            year = {2025},
             url = {http://digilib.unila.ac.id/89541/},
        abstract = {Cessie yang diatur pada Pasal 613 KUHPerdata berperan dalam pengalihan hak atas
piutang yang menjadikan Cessie sebuah instrumen hukum yang cukup penting pada
perekonomian. Piutang sebagai sebuah benda tak berwujud dialihkan melalui
cessie, termasuk jaminan yang menyertai perjanjian sebelumnya ikut beralih
kepada Cessionaris. Cessie dapat membentuk hubungan hukum baru. Kelebihan
cessie adalah kemudahan transaksi dan nilai transaksi yang dapat menguntungkan
antara Cedent dan Cessionaris, namun kelemahan Cessie adalah Cessus dapat tetap
melakukan tindakan yang merugikan Cessionaris, sehingga menimbulkan sengketa
keperdataan yang membutuhkan penyelesaian secara litigasi. Penyelesaian
sengketa secara litigasi dilakukan dengan mendaftarkan gugatan kepada Pengadilan
Negeri. Gugatan yang diajukan dapat berbentuk wanprestasi atau PMH yang
kemudian selama proses penyelesaian perkara para pihak masing-masing harus
dapat membuktikan dalilnya. Apabila para pihak sudah menyelesaikan proses
jawab jinawab dan pembuktian maka hakim melakukan penyusunan Putusan.
Putusan setidaknya harus memuat Asas Putusan Harus Memuat Pertimbangan yang
Cukup berdasarkan proses konstatir,kualifisir dan konstituir sebagai bagian dari
Hermeneutika yang dilakukan hakim. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti s
hermeneutika hakim berperan dalam memaknai dan menerapkan hukum pada
sengketa perdata mengenai cessie atas benda tidak bergerak dan dinamika
pertimbangan hakim dalam memutus perkara sengketa cessie atas objek perkara
benda tidak bergerak dan relevansinya dengan perlindungan hukum bagi
Cessionaris yang dirugikan atas tindakan Cessus. Menggunakan konseptual,
perundang-undangan dan studi kasus disimpulkan bahwa kedua Putusan
menyatakan cessie yang telah dilakukan oleh para pihak sah namun status jaminan
benda tidak bergerak pada perjanjian sebelumnya menghambat Cessionaris
mendapatkan kepemilikan benda dalam proses balik nama. Dari penelitian ini
mengharapkan adanya regulasi tambahan terkait cessie agar lebih transparan untuk
memperjelas hubungan hukum dan peristiwa perdata yang terjadi
didalamnya. Selain itu, perlu adanya diklat bagi hakim untuk lebih memahami
perkara perdata terkait Cessie serta perkara-perkara ekonomi yang terjadi di
Indonesia.
Kata Kunci : Perjanjian, Cessie, Pertimbangan Hakim

The cession regulated in Article 613 of the Civil Code plays a role in the transfer of
rights to receivables which makes the cession a fairly important legal instrument in
the economy. Receivables as an intangible object are transferred through the
cession, including the guarantee accompanying the previous agreement which is
also transferred to the cessionary. The cession can form a new legal relationship.
The advantages of the cession are the ease of transactions and the transaction value
which can be beneficial between the Cedent and the Cessionary, but the weakness
of the cession is that the Cessus can still take actions that are detrimental to the
Cessionary, thus giving rise to civil disputes that require litigation resolution.
Dispute resolution through litigation is carried out by registering a lawsuit with the
District Court. The lawsuit filed can be in the form of a breach of contract or PMH
which then during the case resolution process each party must be able to prove their
arguments. If the parties have completed the process of answering and providing
evidence, the judge will prepare a verdict. The decision must at least contain the
Principle of the Decision Must Contain Sufficient Consideration based on the
constitutive, qualifying and constitutive processes as part of the Hermeneutics
carried out by the judge. This study aims to examine the judge's hermeneutics role
in interpreting and applying the law to civil disputes regarding cession of
immovable property and the dynamics of the judge's considerations in deciding
cession dispute cases over immovable property objects and their relevance to legal
protection for the Cessionary who is harmed by the Cessus action. Using
conceptual, legislation and case studies, it is concluded that both Decisions state
that the cession that has been carried out by the parties is valid but the status of the
immovable property guarantee in the previous agreement prevents the Cessionary
from obtaining ownership of the object in the name change process. From this
study, it is hoped that there will be additional regulations related to cession to be
more transparent to clarify the legal relationship and civil events that occur in it. In
addition, there needs to be training for judges to better understand civil cases related
to Cession and economic cases that occur in Indonesia.
Keywords : Agreement, Cessie, Judge's Consideration}
}