TY - THES ID - eprints89582 UR - http://digilib.unila.ac.id/89582/ A1 - TONI, ROMA DONA Y1 - 2025/06/11/ N2 - Penelitian ini mengkaji benturan kepentingan antara aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dan upaya pengembangan destinasi wisata di kawasan Geopark Merangin yang berdampak pada fungsi konservasi. Meskipun pengembangan wisata berkelanjutan merupakan mandat dari Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Geopark, implementasinya menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan antara fungsi konservasi dan fungsi ekonomi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan pendekatan Collaborative Governance dalam pengembangan destinasi wisata yang berkelanjutan serta menganalisis dampaknya terhadap keberlanjutan kawasan Geopark Merangin. Pendekatan Collaborative Governance dari Ansell dan Gash serta pendekatan pembangunan berkelanjutan dari Kates et al. digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam kepada 10 informan kunci, serta observasi dan dokumentasi sebagai data sekunder. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi di Geopark Merangin berhasil dalam menerapkan tata kelola kolaborasi yang baik, walaupun belum sepenuhnya optimal. Keberhasilan terlihat pada dimensi 1). Kondisi awal dan 2). Kepemimpinan fasilitatif, yang mampu membangun kepercayaan dan komunikasi antarpihak. Dimensi 3). Desain kelembagaan, menunjukkan beberapa kelemahan karena, a. Belum ideal dari segi struktur kelembagaan dan pendanaan, b. Kelembagaan ini masih didominasi oleh unsur pemerintah, c. Belum didukung regulasi yang kuat untuk mendukung upaya perlindungan kawasan, khususnya dalam menghadapi aktivitas PETI. 4). Proses kolaboratif, menunjukkan keberhasilan dalam membangun komitmen bersama dan mendorong programprogram pengelolaan bersama dalam aspek a. Permberdayaan Masyarakat, b. Riset dan Penelitian, c. Konservasi kawasan, dan d. Pengembangan wisata berkelanjutan. Dari sisi dampak, kolaborasi memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan kawasan. Dimensi 1). Alam, menunjukkan upaya yang koservasi yang baik, meskipun masih menghadapi tantangan dalam pengendalian penambangan emas tanpa izin dan konflik kepentingan antara fungsi konservasi dan ekonomi. Sementara itu, dimensi 2). Penunjang kehidupan, dan dimensi 3). Masyarakat, menunjukkan adanya pemanfaatan sumber daya berkelanjutan, peningkatan jumlah wisatawan, serta penguatan kapasitas dan ekonomi masyarakat lokal. Kata Kunci: Collaborative Governance, Geopark Merangin, Pembangunan Berkelanjutan, Destinasi Wisata. This study examines the conflict of interest between illegal gold mining activities (PETI) and the development of tourism destinations in the Merangin Geopark area, which has implications for its conservation function. Although the development of sustainable tourism is mandated by Presidential Regulation No. 9 of 2019 on Geopark Development, its implementation faces challenges in balancing conservation objectives with economic functions. The study aims to describe the application of the Collaborative Governance approach in developing sustainable tourism destinations and to analyze its impact on the sustainability of the Merangin Geopark area. The Collaborative Governance model by Ansell and Gash, along with the sustainable development framework by Kates et al., is employed to address the research problem. This qualitative research utilizes in-depth interviews with 10 key informants, supported by observation and document analysis as secondary data sources. The findings reveal that collaboration in Merangin Geopark has been successfully implemented in establishing sound collaborative governance, although not yet fully optimal. Success is observed in two key dimensions: (1) starting conditions and (2) facilitative leadership, both of which foster trust and communication among stakeholders. However, the (3) institutional design dimension shows several weaknesses: (a) suboptimal institutional structure and funding, (b) government dominance, and (c) the absence of strong regulatory support, particularly in addressing illegal mining. The (4) collaborative process dimension demonstrates success in building shared commitments and promoting joint management programs in the areas of (a) community empowerment, (b) research and development, (c) environmental conservation, and (d) sustainable tourism development. In terms of impact, collaboration contributes positively to regional sustainability. The (1) environmental dimension reflects strong conservation efforts, despite challenges related to illegal mining and conflicting conservation-economic interests. The (2) life support system and (3) community dimensions show sustainable resource utilization, increased tourism visits, and strengthened local capacity and economy. Keywords: Collaborative Governance, Merangin Geopark, Sustainable Development, Tourism Destination. PB - UNIVERSITAS LAMPUNG M1 - masters TI - COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN GEOPARK MERANGIN JAMBI AV - restricted ER -