@misc{eprints89649, month = {Juni}, title = {SEGREGASI PERMUKIMAN SEBAGAI BENTUK REPRESENTASI KESENJANGAN SOSIAL DESA PINGGIRAN KOTA (Studi Kasus Desa Natar, Kecamatan Natar, Lampung Selatan) }, author = { RUMAISHA HAFIZHA AR}, address = {LAMPUNG}, publisher = {ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK}, year = {2025}, url = {http://digilib.unila.ac.id/89649/}, abstract = { Penelitian ini mengkaji fenomena segregasi permukiman sebagai representasi kesenjangan sosial di wilayah pinggiran kota, dengan studi kasus di Desa Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Desa ini mengalami perkembangan pesat akibat ekspansi Kota Bandar Lampung, yang memunculkan dinamika spasial dan sosial yang kompleks. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap warga dari dua dusun yang merepresentasikan karakter sosial ekonomi berbeda, yaitu Dusun 4 dan Dusun 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk segregasi permukiman di Desa Natar tercermin dalam perbedaan fisik hunian, akses infrastruktur, dan pola pemukiman antara dua wilayah tersebut. Segregasi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti perbedaan pendapatan, pekerjaan, latar belakang pendidikan, status kepemilikan lahan, serta keberadaan perumahan subsidi yang menciptakan batas sosial baru. Dampak dari kondisi ini terlihat pada pola interaksi sosial masyarakat, di mana masyarakat Dusun 4 lebih terbuka dan partisipatif, sedangkan Dusun 5 menunjukkan keterbatasan jaringan sosial dan interaksi yang cenderung eksklusif. Lebih jauh, segregasi permukiman di Desa Natar mencerminkan kesenjangan sosial struktural yang bersumber dari ketimpangan modal ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan menggunakan teori kelas sosial Pierre Bourdieu, penelitian ini menjelaskan bahwa habitus masyarakat, struktur kelas, serta distribusi modal berperan dalam memperkuat pemisahan ruang hidup antar kelompok sosial. Penelitian ini menegaskan bahwa segregasi permukiman tidak semata hasil preferensi individu, melainkan produk dari proses sosial, ekonomi, dan politik yang menstrukturkan ruang dan memperlebar kesenjangan antarwarga di wilayah desa yang tengah mengalami transformasi. Kata kunci: segregasi permukiman, kesenjangan sosial, wilayah pinggiran kota, teori kelas Bourdieu.} }