%A DWI PANDU DEWANATA MADE %T MAKNA FILOSOFIS HARI RAYA GALUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN UMAT HINDU (Studi Pada Masyarakat Umat Hindu di Desa Aji Permai Talang Buah, Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang) %X Hari Raya Galungan dipahami tidak hanya sebagai tradisi keagamaan, tetapi juga sebagai simbol kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (kejahatan), serta sarana mempererat hubungan spiritual, sosial, dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna filosofis Hari Raya Galungan dan mengkaji implementasinya dalam kehidupan masyarakat umat Hindu di Desa Aji Permai Talang Buah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori fenomenologi Alfred Schutz, melalui dua konsep utama yaitu because of motive dan in order to motive. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat desa tersebut melaksanakan Hari Raya Galungan karena didorong oleh pengalaman masa lalu dan nilai tradisi yang diwariskan leluhur (because of motive), serta sebagai bentuk usaha menjaga keharmonisan, mempererat hubungan sosial, dan mewariskan ajaran kebaikan kepada generasi muda (in order to motive). Implementasi nilai-nilai Galungan tampak dalam praktik sosial seperti Ngayah (gotong royong), toleransi antarumat beragama, hingga refleksi spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Simbol-simbol seperti penjor, banten, dan tamiang memiliki makna religius dan moral yang memperkuat identitas umat Hindu. Dengan demikian, Hari Raya Galungan menjadi lebih dari sekadar tradisi, melainkan sebuah refleksi filosofis dan panduan hidup bagi masyarakat Hindu di tengah arus modernisasi. Kata kunci: Hari Raya Galungan, Makna Filosofis, Implementasi, Teori Fenomenologi %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2025 %I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK %L eprints89698