%0 Generic %A Abdul, SITI FATIMAH AZZAHRO %C Universitas Lampung %D 2013 %F eprints:963 %I Fakultas ISIP %T ANALISIS PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PATUNG ZAINAL ABIDIN PAGAR ALAM (Studi di Kabupaten Lampung Selatan) %U http://digilib.unila.ac.id/963/ %X Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan. Dalam pengembangan kota Kalianda sebagai kota modern, maka Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan membangun patung Zainal Abidin Pagar Alam dengan tujuan untuk mengenang Zainal Abidin Pagar Alam sebagai tokoh yang pernah berjasa di Kabupaten Lampung Selatan. Namun, kebijakan yang dibuat Pemerintah Lampung Selatan ini mendapatkan penolakan dari masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Lampung Selatan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui proses perumusan kebijakan pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam, (2) untuk mengetahui alasan-alasan perumusan kebijakan pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam, (3) untuk memetakan interaksi aktor-aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan publik, dan (4) untuk mengetahui alasan-alasan masyarakat menolak kebijakan pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam di Kabupaten Lampung Selatan. Tipe penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari kelompok formal 5 orang dan kelompok non formal 6 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan reduksi data, analisis data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perumusan kebijakan pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam, di buat berdasarkan model Elit-Massa, konsekuensi model Elit-Massa menimbulkan resistensi (penolakan) masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Lampung Selatan. Alasan perumusan kebijakan pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam merupakan bagian dari pengembangan kota Kalianda sebagai kota modern dengan dibayangi obsesi seorang cucu terhadap kakek yaitu obsesi apresiasi Rycko Menoza kepada Zainal Abidin Pagar Alam. Interaksi aktor formal yaitu Bappeda, DPRD, dan Dinas PU lebih menguasai perumusan kebijakan pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam dari pada aktor non-formal yaitu masyarakat. Penolakan masyarakat terhadap kebijakan pembangunan patung ini disebabkan adanya ketidaksesuaian publik kepada Zainal Abidin Pagar Alam karena Zainal Abidin bukan penduduk asli Kalianda dan adanya tidaksesuaian isu kebijakan dengan kepentingan masyarakat. Kata Kunci : Perumusan Kebijakan Publik, Pembangunan Patung.