@misc{eprints969, month = {September}, title = {POLITISASI DALAM KONFLIK DESA BALINURAGA KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN}, author = {Wira Kurniawan YAYA}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas ISIP}, year = {2013}, url = {http://digilib.unila.ac.id/969/}, abstract = {Konflik adalah ketidakstabilan, ketidakharmonisan, dan ketidakamanan dibidang tertentu yang membuat masyarakat hidup tidak nyaman. Konflik kembali terjadi di Kabupaten Lampung Selatan. Konflik melibatkan dua Desa, antar Desa Balinuraga dengan Desa Agom. Konflik dipicu oleh kejadian kecelakaan lalaulintas antara pemuda Desa Balinuraga dengan dua gadis Desa Agom. Dalam kejadian kecelakaan timbullah isu pelecehan seksual yang dilakukan pemuda Desa Balinuraga. Dengan timbulnya pelecehan seksual menandakan telah terjadinya politisasi pemanfaatan konflik oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Politisasi adalah mobilisasi pemanfaatan sumberdaya konflik yang dilakukan kelompok kepentingan untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktor politik yang memanfaatkan terjadinya konflik, serta politisasi dalam konflik Balinuraga Kabupaten Lampung Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menetapkan informan adalah Kepala urusan pemerintahan Kecamatan Way Panji, Pemerintahan Desa Balinuraga dan Desa Agom, pihak petinggi adat, tokoh?tokoh masyarakat, Masyarakat kedua desa, aktor politik, praktisi dan pengamat politik Kabupaten Lampung Selatan, wartawan dan pers. Hasil penelitian ini menyatakan adanya politisasi dalam konflik. Politisasi terjadi pada fase konflik membesar dan meluas. Konflik Balinuraga berawal dari sebuah kecelakaan lalulintas dan membesar karena adanya isu pelecehan seksual. Faktor penyebab utama konflik menjadi besar adalah faktor dendam. Terdapat juga faktor?faktor lain yang menyebabkan konflik membesar yaitu faktor etnik, agama, ekonomi dan segregasi geografis. Politisasi dalam konflik dibuktikan dengan adanya aktor politik yang muncul dan memanfaatkan konflik untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Aktor yang mempolitisasi konflik Desa Balinuraga adalah aktor pemuda, elit politik, aktor masyarakat, para tokoh adat dan tokoh masyarakat, dan juga media. Aktor tersebut berasal dari luar kelompok yang berkonflik, atau berasal dari dalam kelompok yang sedang berkonflik. Muncul dan berkembangnya konflik serta sulit atau mudahnya konflik diselesaikan dikarenakan ada yang mempengaruhi. Peran aktor-aktor yang terlibat dalam konflik adalah menciptakan dan menyebarkan isu pelecehan seksual, memobilisasi masa, memprovokasi masa, menanamkan sikap antipati terhadap kelompok lain, dan memberitakan informasi yang tidak benar. Dalam politisasi terdapat tujuan aktor-aktor yang mempolitisasi konflik Balinuraga. Tujuan aktor politik dan elit politik terjadi dalam ranah memperebutkan sebuah kedudukan, memperlihatkan exsistensi, mendapatkan sebuah pengakuan, menunjukkan superioritas, sampai untuk mendapatkan kekuasaan. Kata Kunci : Politisasi konflik, aktor politisasi, peran aktor politisasi, tujuan politisasi.} }