Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T00:24:37ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2016-01-14T02:58:34Z2016-01-14T02:58:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/17049This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/170492016-01-14T02:58:34ZANALISIS EKONOMI PENGGUNAAN VACUUM FRYING UNTUK
PEMBUATAN KERIPIK WORTEL
Hampir di setiap provinsi menghasilkan wortel, bahkan di beberapa Namun
pengelolaan komoditas ini masih terbatas. Seringkali kita melihat harga buah dan
sayur jatuh pada saat puncak panen. Hal ini disebabkan penanganan buah dan
sayur hanya untuk konsumsi segar saja, padahal buah dan sayur termasuk produk
yang cepat rusak (perishable). Alternatif solusinya adalah dengan memanfaatkan
buah dan sayur termasuk sebagai bahan baku industri pangan olahan. Industri
pangan olahan untuk buah dan sayur yang prospektif pada saat ini adalah
pengolahan buah dan sayur menjadi keripik buah maupun keripik sayur. Vacuum
frying adalah salah satu alat penggoreng vakum yang memiliki kelebihankelebihan
dibanding
penggorengan
manual
untuk
usaha
pembuatan
keripik.Untuk
menjadikan
suatu usaha memperoleh keuntungan, perlu dilakukan analisis pada
tiap-tiap sistem yang bekerja pada vacuum frying tersebut.
Berdasarkan hasil analisis ekonomi untuk pembuatan keripik wortel menggunakan
teknologi vacuum frying, didapatkan nilai biaya pokok penggorengan untuk
keripik wortel bentuk stik kemasan plastik besar, toples dan plastik kecil yaitu
sebesar Rp 32.198,74/kg; Rp 36.284,84/kg; dan Rp 32.220,63/kg. Sedangkan
untuk keripik wortel bentuk bulat, biaya pokok penggorengan plastik besar
Rp 32.041,66/kg; kemasan toples Rp 35.097,17/kg; dan kemasan plastik kecil
Rp 32.054,37/kg.
Keuntungan yang diperoleh dari tiap kemasan secara berurutan dari plastik besar,
toples dan plastik kecil adalah sebesar Rp 18.266,70/jam; Rp 27.522,68/jam; dan
Rp 25.048,95/jam. Keripik wortel bentuk bulat, didapatkan keuntungan untuk
kemasan plastik besar Rp 18.665,45/jam; kemasan toples Rp 23.727,75/jam; dan
Rp 21.195,36/jam untuk kemasan plastik kecil.
Titik impas (BEP) pada penggunaan vacuum frying untuk pembuatan keripik
bentuk stik dengan pengemasan plastik besar tercapai pada kapasitas 92,39
kg/tahun atau 5,77 bulan; pada kemasan toples 73,11 kg/tahun atau 4,56 bulan;
dan plastik kecil 73,73 kg/tahun atau 4,61 bulan.
Keripik wortel bentuk bulat, nilai BEP tercapai pada kapasitas 86,58 kg/tahun atau
5,41 bulan untuk kemasan plastik besar; toples 75,73 kg/tahun atau 4,73 bulan;
dan plastik kecil 97,35 kg/tahun atau 6,08 bulan.
Nilai NPV pada kemasan plastik besar bentuk stik sebesar Rp 1.529.488,98
dengan nilai B/C 1,01; pada kemasan toples Rp 25.199.727,57 dengan nilai B/C
1,08; dan kemasan plastik kecil Rp 7.193.981,68 dengan B/C 1,02. Untuk keripik
wortel bentuk bulat nilai NPV pada kemasan plastik besar didapatkan sebesar
Rp 1.588.855,69 dengan B/C 1,01; toples sebesar Rp 15.037.971,78 dengan nilai
B/C 1,05; dan kemasan plastik kecil sebesar Rp 8.310.122,47 dengan nilai B/C
1,03.
Berdasarkan analisis kelayakan, nilai NPV positif dan nilai B/C rasio lebih dari 1.
Maka usaha pembuatan keripik wortel dengan menggunakan vacuum frying ini
layak dijalankan. Dan dari hasil analisis disarankan penjualan dengan bentuk
kemasan toples karena keuntungan yang didapat lebih banyak.Andi Lesmana 0714071029