Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T20:02:10ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2015-11-20T02:04:12Z2015-11-20T02:04:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14570This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/145702015-11-20T02:04:12ZStudi Keberadaan Sarang Babi Hutan (Sus scrofa) Di Taman Nasional Way
Kambas, LampungAbstrak
Satwa liar merupakan salah satu kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia yang
sebagian dari ekosistem alam itu semakin terdesak oleh kehidupan manusia. Babi hutan (Sus scrofa)
termasuk satwa liar yang merupakan hewan mangsa utama dari harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae) dan keberadaannya di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) hampir di seluruh tipe
habitat, mulai dari hutan campuran, hutan sekunder, padang rumput dan daerah rawa. Babi hutan
mempunyai tanda-tanda sekunder berupa jejak, kotoran, kubangan dan sarang. Sarang babi hutan
digunakan sebagai tempat melahirkan dan pengasuhan. Keberadaan sarang babi hutan sangat
diperlukan untuk memahami aspek ekologis dalam ekosistem.
Penelitian tentang studi keberadaan sarang babi hutan telah dilaksanakan di area pemantauan intensif
harimau Sumatera (TIMA, Tiger Intensif Monitoring Area), Taman Nasional Way Kambas pada
bulan April-Juni 2011. Penelitian ini di bawah program Yayasan Penyelamatan dan Konservasi
Harimau Sumatera (PKHS) dan bekerjasama dengan Taman Nasional Way Kambas. Metode yang
digunakan survei langsung dan metode Rapid assessment merupakan modifikasi dari habitat
assessment yang dipergunakan untuk mengetahui gambaran umum lokasi keberadaan sarang.
Pengamatan langsung di lapangan dengan mencatat semua tanda sekunder babi hutanyang berupa
jejak, kotoran, bekas mencari makan, kubangan dan sarang. Sarang babi hutan dicatat jumlahnya
kemudian diukur diameter sarang, perkiraan umur, tipe habitat, tumbuhan yang digunakan, tanda
sekunder satwa lain yang berada di sekitar sarang, jarak sarang dengan jalur aktif harimau sumatera,
diameter tumbuhan dan sisa tegakan tumbuhan yang digunakan untuk membuat sarang. Lokasi
ditemukankeberadaan sarang dicatat titik koordinatnya berdasarkan GPS (global positioning system).
Data dari GPS dianalisis denganGIS (general information system) dan ditampilkan dalam bentuk peta
pengamatan.
Jumlah sarang babi hutan yang ditemukan sebanyak 19 sarang pada tiga vegetasi hutan yang berbeda
yaitu hutan sekunder (n=15), hutan campuran (n=3) dan hutan alang-alang (n=1). Jarak sarang
dengan jalur aktif harimau Sumatera berkisar 15-933 m dengan diameter sarang antara 190-300 cm.
Terdapat 6 ordo tumbuhan yang digunakan untuk membuat sarang babi hutan, yaitu Polygalales,
Myrtales, Malvales, Rubiales, Euphorbiales dan Poales. Umur sarang yang ditemukan diperkirakan
lebih dari satu bulan dengan tinggi sisa tegakan tumbuhan antara 12-61 cm dan diameter tumbuhan
yang digunakan untuk membuat sarang berkisar 0,3-2 cm. Tanda-tanda sekunder yang ditemukan
disekitar sarang babi hutan diantaranya jejak, bekas mencari makan, kaisan, kotoran dan kubangan
dari hewan babi, rusa, kijang, badak, gajah dan harimau.
ABSTRAK SKRIPSI MAHASISWA
Jurusan Biologi – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
Kata Kunci (c) : Babi hutan, Sus scrofa, sarang, tanda sekunder, harimau Sumatera,
PKHSRohman Riyandi 0717021065