Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T08:49:25ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2022-05-23T01:52:34Z2022-05-23T01:52:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61480This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/614802022-05-23T01:52:34ZMODEL RESPON KEMUNDURAN SELAMA PERIODE III HIDUP
BENIH SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench) VARIETAS
NUMBU DALAM RUANG SIMPAN BER-ACModel respon kemunduran selama periode III hidup benih sorgum (Sorgum
bicolor [L] Moench) belum banyak yang meneliti, terutama dalam ruang simpan
ber-AC yang bersuhu relatif rendah 18 ±1,44oC. Model respon kemunduran benih
yang tepat dapat digunakan untuk mengetahui saat anomali dengan lebih tepat.
Saat anomali adalah saat terjadinya perubahan status dari benih bermutu menjadi
benih tidak bermutu. Indikator perubahan itu adalah nilai daya berkecambah
75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model respon kemunduran
selama periode III hidup benih sorgum varietas Numbu selama penyimpanan
dalam ruang ber-AC. Penelitian dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan
Tanaman, Fakultas pertanian Universitas Lampung pada bulan Desember 2020
hingga bulan April 2021. Benih sorgum varietas Numbu yang sudah disimpan
dalam ruangan ber-AC selama 18, 32, 50, dan 66 bulan diuji viabilitasnya dengan
metode perkecambahan uji kertas digulung untuk mendapatkan nilai daya
berkecambah, vigor benih, dan vigor kecambah. Hasil uji perkecambahan itu juga
dikonfirmasi dengan hasil uji tetrazolium. Empat model respon kemunduran
selama periode III benih sorgum Numbu diterapkan untuk menjelaskan hubungan
antara viabilitas (sumbu Y) dengan lama simpan benih (sumbu X). Analisis
regresi menggunakan perangkat lunak SigmaPlot-12 untuk menguji signifikansi
(nilai P) dan nilai koefisien determinasi (R2) model respon untuk model-model
sigmoid, linear, logaritmik, dan exponential decay (peluruhan eksponensial). Hasil
menunjukkan bahwa setiap model respon kemunduran itu memiliki signifikansi
yang sama tinggi (P < 0,0001). Akan tetapi, model respon sigmoid memiliki
koefisien determinasi (R2
) yang paling besar, yaitu 0,99 pada daya berkecambah,
0,97 pada kecepatan perkecambahan, 0,98 pada kecambah normal kuat, 0,94 pada
panjang tajuk kecambah normal, 0,96 pada panjang akar primer kecambah
normal, dan 0,80 pada bobot kering kecambah normal. Model respon sigmoid
untuk kemunduran benih sorgum Numbu selama periode III dapat dinyatakan
sebagai model respon yang paling baik.
Kata Kunci: Batas anomali, benih, daya berkecambah, model respon kemunduran.1754161004 MONIK NURHIDAYATImonicamomon.07@gmail.com