Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T14:49:56ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2016-01-26T05:05:47Z2016-01-26T05:05:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20522This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/205222016-01-26T05:05:47ZPENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP KARAKTERISTIK
STRUKTUR DAN MIKROSTRUKTUR KERAMIK MULLITE
(3AL2O3.2SiO2) BERBASIS SILIKA SEKAM PADI
DENGAN METODE SOL-GELAbstrak
Telah dilakukan penelitian tentang struktur dan mikrostruktur keramik mullite
dengan memanfaatkan aluminium nitrat dan silika sekam padi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sol-gel dengan komposisi alumina
dan silika 3:2 (wt%) serta suhu yang bervariasi yaitu 1100, 1200, dan 13000C.
Secara umum proses sol-gel mempunyai beberapa tahapan yang meliputi
pembentukan larutan, pembentukan gel, penuaan (aging), pengeringan, dan
pemadatan (densification). Hasil difraksi sinar-X sampel mullite yang disintering
pada suhu 1100, 1200, dan 13000C membentuk empat fasa yaitu mullite, kyanite,
kristobalit, dan alumina. Hasil analisis mikrostruktur sampel tanpa sintering
menunjukkan butiran-butiran kecil yang belum menyatu dengan beberapa butiran
terlihat menumpuk, tidak terlihat grain boundary (batas butir) dan keberadaan
pori dengan ukuran kecil serta terdistribusi tidak merata disebabkan oleh tidak
adanya perlakuan panas sedangkan butiran-butiran mulai menyatu sehingga
butiran tampak seragam dengan butiran besar, terdapat batas butir, pori, dan
distribusi butiran merata diseluruh permukaan serta optimalisasi penyatuan
butiran yang telah homogen terjadi pada suhu 13000C. Semakin tinggi suhu yang
digunakan maka semakin besar persentase penyusutan (shrinkage).
Kata Kunci: sekam padi, mullite, alumina, sol-gel, sintering, XRD dan SEM
Abstract
This study was carried out to study structure and microstructure of mullite
ceramic prepared from rice husk silica and aluminium nitrate. The ceramic
material was prepared using the technique of sol-gel, with the molar composition
of alumina and silica of 3:2. Three samples were prepared for sintering treatment
at three different temperatures of 1100, 1200, 13000C. The sintered samples,
together with a sample without sintering, were characterized using the methods of
XRD and SEM. The results of XRD analyses revealed the existence of four
phases, namely mullite, kyanite, cristobalite, and alumina in the sinterred samples.
The micrographs of the samples indicate that the sample without sinterring is
marked by separated grains, distributed heterogeneously on the surface of the
sample, and without grain boundary. The effect of sintering was found to promote
the unification of grains to produce large granules and more homogeneous
distribution. The result of shrinkage analysis showed that the higher the sintering
temperature, the higher the percentage of shrinkage.
Key Word : Rice husk, mullite, alumina, sol-gel, sinterring, XRD dan SEMARY RIYANA NN2016-01-21T03:42:17Z2016-01-21T03:42:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18472This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/184722016-01-21T03:42:17ZPENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP KARAKTERISTIK
STRUKTUR DAN MIKROSTRUKTUR KERAMIK MULLITE
(3AL2O3.2SiO2) BERBASIS SILIKA SEKAM PADI
DENGAN METODE SOL-GELAbstrak
Telah dilakukan penelitian tentang struktur dan mikrostruktur keramik mullite
dengan memanfaatkan aluminium nitrat dan silika sekam padi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sol-gel dengan komposisi alumina
dan silika 3:2 (wt%) serta suhu yang bervariasi yaitu 1100, 1200, dan 13000C.
Secara umum proses sol-gel mempunyai beberapa tahapan yang meliputi
pembentukan larutan, pembentukan gel, penuaan (aging), pengeringan, dan
pemadatan (densification). Hasil difraksi sinar-X sampel mullite yang disintering
pada suhu 1100, 1200, dan 13000C membentuk empat fasa yaitu mullite, kyanite,
kristobalit, dan alumina. Hasil analisis mikrostruktur sampel tanpa sintering
menunjukkan butiran-butiran kecil yang belum menyatu dengan beberapa butiran
terlihat menumpuk, tidak terlihat grain boundary (batas butir) dan keberadaan
pori dengan ukuran kecil serta terdistribusi tidak merata disebabkan oleh tidak
adanya perlakuan panas sedangkan butiran-butiran mulai menyatu sehingga
butiran tampak seragam dengan butiran besar, terdapat batas butir, pori, dan
distribusi butiran merata diseluruh permukaan serta optimalisasi penyatuan
butiran yang telah homogen terjadi pada suhu 13000C. Semakin tinggi suhu yang
digunakan maka semakin besar persentase penyusutan (shrinkage).ARY RIYANA NN