Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T07:52:42ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2016-01-22T07:36:30Z2016-01-22T07:36:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19012This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/190122016-01-22T07:36:30ZANALISIS BACK-FLASHOVER DENGAN MODEL MENARA CONSTANT-PARAMETER DISTRIBUTED LINE (CPDL)
PADA SALURAN TRANSMISI 150 kV
(GI Bukit Kemuning – GI Batu Raja)
Fenomena back-flashover merupakan gangguan pada saluran udara tegangan tinggi yang disebabkan oleh sambaran langsung (direct stroke) pada kawat tanah dan menara. Back-flashover akan terjadi bila tegangan pada isolator saluran lebih besar atau sama dengan tegangan kritis lompatan api isolator sehingga lompatan api terjadi pada isolator tersebut.
Untuk menganalisis fenomena back-flashover sangat sulit dilakukan dengan metode pengukuran secara langsung, oleh sebab itu dilakukan analisis melalui simulasi dengan memodelkan parameter – parameter pada saluran transmisi, diantaranya model menara, isolator saluran, kawat tanah, kawat fasa, dan sistem pentanahan berdasarkan pemodelan IEEE Working Group. Pada penelitian ini model parameter – parameter diatas disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak EMTP/ATP versi 2005 dan menggunakan model menara yang direkomendasikan di Jepang untuk penelitian surja petir, yaitu menggunakan model menara Constant-Parameter Distributed Line (CPDL).
Arus petir minimum yang dapat menyebabkan back-flashover menggunakan waktu muka dan waktu ekor standar IEEE 1,2 x 50 µs pada fasa A sebesar 20 kA, fasa B sebesar 46 kA dan fasa C sebesar 116 kA. Sedangkan menggunakan standar CIGRE 3 x 77,5 µs pada fasa A sebesar 18 kA, fasa B sebesar 45 kA dan fasa C sebesar 97 kA. Berdasarkan perhitungan hasil simulasi jumlah sambaran yang dapat mengakibatkan back-flashover pada fasa A sebanyak 5,98 sambaran per 191,788 km/tahun, fasa B sebanyak 2,058 sambaran per 191,788 km/tahun dan fasa C sebanyak 0,33 sambaran per 191,788 km/tahun.
Kata kunci: back-flashover, petir, EMTP/ATP
Afriando Wirahadi NN2016-01-22T07:32:31Z2016-01-22T07:32:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18955This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/189552016-01-22T07:32:31ZANALISIS BACK-FLASHOVER DENGAN MODEL MENARA
CONSTANT-PARAMETER DISTRIBUTED LINE (CPDL)
PADA SALURAN TRANSMISI 150 kV
(GI Bukit Kemuning – GI Batu Raja)Abstract
Fenomena back-flashover merupakan gangguan pada saluran udara tegangan
tinggi yang disebabkan oleh sambaran langsung (direct stroke) pada kawat tanah
dan menara. Back-flashover akan terjadi bila tegangan pada isolator saluran lebih
besar atau sama dengan tegangan kritis lompatan api isolator sehingga lompatan
api terjadi pada isolator tersebut.
Untuk menganalisis fenomena back-flashover sangat sulit dilakukan dengan
metode pengukuran secara langsung, oleh sebab itu dilakukan analisis melalui
simulasi dengan memodelkan parameter – parameter pada saluran transmisi,
diantaranya model menara, isolator saluran, kawat tanah, kawat fasa, dan sistem
pentanahan berdasarkan pemodelan IEEE Working Group. Pada penelitian ini
model parameter – parameter diatas disimulasikan dengan menggunakan
perangkat lunak EMTP/ATP versi 2005 dan menggunakan model menara yang
direkomendasikan di Jepang untuk penelitian surja petir, yaitu menggunakan
model menara Constant-Parameter Distributed Line (CPDL).
Arus petir minimum yang dapat menyebabkan back-flashover menggunakan
waktu muka dan waktu ekor standar IEEE 1,2 x 50 µs pada fasa A sebesar 20 kA,
fasa B sebesar 46 kA dan fasa C sebesar 116 kA. Sedangkan menggunakan
standar CIGRE 3 x 77,5 µs pada fasa A sebesar 18 kA, fasa B sebesar 45 kA dan
fasa C sebesar 97 kA. Berdasarkan perhitungan hasil simulasi jumlah sambaran
yang dapat mengakibatkan back-flashover pada fasa A sebanyak 5,98 sambaran
per 191,788 km/tahun, fasa B sebanyak 2,058 sambaran per 191,788 km/tahun
dan fasa C sebanyak 0,33 sambaran per 191,788 km/tahun.
Kata kunci: back-flashover, petir, EMTP/ATP
Abstract
Back-flashover phenomenon is disturbances on the overhead transmission lines
which caused by direct stroke on the ground wire and towers. Back-flashover will
be occures in which voltage higher or same with the Insulator Critical Flashover,
the flashover happens on that insulator.
It is very difficult to back-flashover analisys which direct measuring methode, that
is reason to analyze with simulation by modelling the parameters on the
transmission lines such as, tower model, insulator model, grond wire, phase wire
and grounding system based on IEEE Working Group model. In this research the
parameters model that simulated by using EMTP/ATP Software 2005 version and
using using tower model which recommended in Japan for lighting surge analysis,
it is using Constant-Parameter Distributed Line (CPDL) tower model
Minimum lightning current that can cause back-flashover using front time and tail
time of the IEEE standard 1,2 x 50 μs on phase A of 20 kA, phase B of 46 kA and
phase C of 116 kA. While using front time and tail time of the CIGRE standard
3 x 77,5 μs on phase A of 18 kA, phase B of 45 kA and phase C of 97 kA. Based
on the calculation results of the simulation the number of strokes that can cause
back-flashover on phase A of 5.98 strokes per 191.788 km/year, phase B strokes
per 191.788 2.058 km/year, and phase C of 0.33 strokes per 191.788 km/year.
Keyword : back-flashover, Lighting, EMTP/ATPAfriando Wirahadi NN2016-01-22T04:41:33Z2016-01-22T04:41:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18935This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/189352016-01-22T04:41:33ZANALISIS BACK-FLASHOVER DENGAN MODEL MENARA CONSTANT-PARAMETER DISTRIBUTED LINE (CPDL)
PADA SALURAN TRANSMISI 150 kV
(GI Bukit Kemuning – GI Batu Raja)
Fenomena back-flashover merupakan gangguan pada saluran udara tegangan tinggi yang disebabkan oleh sambaran langsung (direct stroke) pada kawat tanah dan menara. Back-flashover akan terjadi bila tegangan pada isolator saluran lebih besar atau sama dengan tegangan kritis lompatan api isolator sehingga lompatan api terjadi pada isolator tersebut.
Untuk menganalisis fenomena back-flashover sangat sulit dilakukan dengan metode pengukuran secara langsung, oleh sebab itu dilakukan analisis melalui simulasi dengan memodelkan parameter – parameter pada saluran transmisi, diantaranya model menara, isolator saluran, kawat tanah, kawat fasa, dan sistem pentanahan berdasarkan pemodelan IEEE Working Group. Pada penelitian ini model parameter – parameter diatas disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak EMTP/ATP versi 2005 dan menggunakan model menara yang direkomendasikan di Jepang untuk penelitian surja petir, yaitu menggunakan model menara Constant-Parameter Distributed Line (CPDL).
Arus petir minimum yang dapat menyebabkan back-flashover menggunakan waktu muka dan waktu ekor standar IEEE 1,2 x 50 µs pada fasa A sebesar 20 kA, fasa B sebesar 46 kA dan fasa C sebesar 116 kA. Sedangkan menggunakan standar CIGRE 3 x 77,5 µs pada fasa A sebesar 18 kA, fasa B sebesar 45 kA dan fasa C sebesar 97 kA. Berdasarkan perhitungan hasil simulasi jumlah sambaran yang dapat mengakibatkan back-flashover pada fasa A sebanyak 5,98 sambaran per 191,788 km/tahun, fasa B sebanyak 2,058 sambaran per 191,788 km/tahun dan fasa C sebanyak 0,33 sambaran per 191,788 km/tahun.
Kata kunci: back-flashover, petir, EMTP/ATP
Afriando Wirahadi NN