Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T07:22:30ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2016-01-26T04:59:33Z2016-01-26T04:59:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20425This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/204252016-01-26T04:59:33ZPENGARUH RESIDU TUMPANGSARI DAN PUPUK KANDANG TERHADAP KANDUNGAN N, P, K, KTK DAN C ORGANIK
PADALAHAN KOPI DI TANAH INCEPTISOL
SUMBER JAYA LAMPUNG BARAT
Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat menguntungkan jika dibudayakan secara berkelanjutan. Kendala kesuburan tanah sering menjadi masalah sehingga perlu diterapkan penambahan pupuk kandang dan pengaturan pola tanaman sela sebelum kopi menghasilkan. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pertanaman tumpangsari legum-legum, legum-non legum dan non legum-non legum pada pertanaman kopi dan pupuk kandang terhadap kandungan N, P, K, KTK dan C organik pada lahan kopi telah dilakukan di Sumberjaya Lampung Barat.
Perlakuan disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari (dua) 2 faktor yaitu (1) pola tanam yang terdiri dari tumpangsari legum-legum-legum, legum-non legum-legum dan non legum-non legum-non legum, (2) pupuk kandang yang terdiri atas 0 t ha-1, 5 t ha-1 dan 7,5 t ha-1. Uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% (Tabel 2) menunjukkan bahwa pola tanam legum-legum-legum pada dosis 0 t ha-1 dan 7,5 t ha-1 menghasilkan N total yang tidak berbeda nyata, tetapi pada dosis 7,5 t ha-1 berbeda dengan dosis yang lainnya. Hal ini diduga tumpangsari menggunakan legum lebih tinggi meningkatkan bahan organik di dalam tanah. Rotasi legum-legum-legum pada dosis pupuk 5 t ha-1 dan 7,5 t ha-1 menghasilkan P tersedia yang sama, tetapi pada dosis pupuk 0 t ha-1 berbeda dengan yang lainnya. Hal ini diduga penambahan bahan organik menyebabkan ketersediaan P menjadi tinggi. Semua perlakuan antar rotasi tumpangsari dan pupuk kandang tidak nyata meningkatkan K dd di dalam tanah. Semua perlakuan antar rotasi tumpangsari dan pupuk kandang tidak nyata meningkatkan nilai KTK di dalam tanah. Rotasi legum-legum-legum pada dosis pupuk 0 t ha-1 dan 5 t ha-1 menghasilkan C organik yang sama, tetapi berbeda dengan dosis 7,5 t ha-1. Hal ini diduga rotasi legum-legum-legum memiliki residu bahan organik yang tinggi.
Rotasi tumpangsari legum-legum-legum mampu meningkatkan P tersedia dan C organik, rotasi tumpangsari legum-non legum-legum mampu meningkatkan N total, sedangkan antar semua perlakuan rotasi tumpangsari tidak nyata meningkatkan K dd dan KTK. Penambahan pupuk kandang 7,5 t ha-1 mampu meningkatkan P tersedia, Penambahan pupuk kandang 5 t ha-1 mampu meningkatkan C organik dan Penambahan pupuk kandang 0 t ha-1 mampu meningkatkan N total sedangkan antar semua perlakuan rotasi tumpangsari tidak nyata meningkatkan K dd dan KTK. Rotasi tumpangsari legum-legum-legum dan pupuk kandang mampu meningkatkan kandungan N, P dan C organik di dalam tanah dibandingkan dengan pola tanam tumpangsari (legum-non legum-legum dan non legum-non legum-non legum) tanpa pupuk kandang, sedangkan antar semua perlakuan rotasi tumpangsari tidak nyata meningkatkan K dd dan KTK.
Kata kunci : C organik, K, N, P, Pola Tanam, Pupuk Kandang.
ISMOYO AGUNG NUGROHO NN2016-01-15T08:15:54Z2016-01-15T08:15:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18403This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/184032016-01-15T08:15:54ZPENGARUH RESIDU TUMPANGSARI DAN PUPUK KANDANG
TERHADAP KANDUNGAN N, P, K, KTK DAN C ORGANIK
PADALAHAN KOPI DI TANAH INCEPTISOL
SUMBER JAYA LAMPUNG BARATAbstrak
Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat
menguntungkan jika dibudayakan secara berkelanjutan. Kendala kesuburan tanah
sering menjadi masalah sehingga perlu diterapkan penambahan pupuk kandang
dan pengaturan pola tanaman sela sebelum kopi menghasilkan. Penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pertanaman tumpangsari legumlegum, legum-non legum dan non legum-non legum pada pertanaman kopi dan
pupuk kandang terhadap kandungan N, P, K, KTK dan C organik pada lahan kopi
telah dilakukan di Sumberjaya Lampung Barat.
Perlakuan disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok yang terdiri
dari (dua) 2 faktor yaitu (1) pola tanam yang terdiri dari tumpangsari legumlegum-legum, legum-non legum-legum dan non legum-non legum-non legum, (2)
pupuk kandang yang terdiri atas 0 t ha-1, 5 t ha-1 dan 7,5 t ha-1. Uji beda nyata
jujur (BNJ) pada taraf 5% (Tabel 2) menunjukkan bahwa pola tanam legumlegum-legum pada dosis 0 t ha-1 dan 7,5 t ha-1 menghasilkan N total yang tidak
berbeda nyata, tetapi pada dosis 7,5 t ha-1 berbeda dengan dosis yang lainnya. Hal
ini diduga tumpangsari menggunakan legum lebih tinggi meningkatkan bahan
organik di dalam tanah. Rotasi legum-legum-legum pada dosis pupuk 5 t ha-1 dan
7,5 t ha-1 menghasilkan P tersedia yang sama, tetapi pada dosis pupuk 0 t ha-1
berbeda dengan yang lainnya. Hal ini diduga penambahan bahan organik
menyebabkan ketersediaan P menjadi tinggi. Semua perlakuan antar rotasi
tumpangsari dan pupuk kandang tidak nyata meningkatkan K dd di dalam tanah.
Semua perlakuan antar rotasi tumpangsari dan pupuk kandang tidak nyata
meningkatkan nilai KTK di dalam tanah. Rotasi legum-legum-legum pada dosis
pupuk 0 t ha-1 dan 5 t ha-1 menghasilkan C organik yang sama, tetapi berbeda
dengan dosis 7,5 t ha-1. Hal ini diduga rotasi legum-legum-legum memiliki residu
bahan organik yang tinggi.
Ismoyo Agung Nugroho
Rotasi tumpangsari legum-legum-legum mampu meningkatkan P tersedia dan C
organik, rotasi tumpangsari legum-non legum-legum mampu meningkatkan N
total, sedangkan antar semua perlakuan rotasi tumpangsari tidak nyata
meningkatkan K dd dan KTK. Penambahan pupuk kandang 7,5 t ha-1 mampu
meningkatkan P tersedia, Penambahan pupuk kandang 5 t ha-1 mampu
meningkatkan C organik dan Penambahan pupuk kandang 0 t ha-1 mampu
meningkatkan N total sedangkan antar semua perlakuan rotasi tumpangsari tidak
nyata meningkatkan K dd dan KTK. Rotasi tumpangsari legum-legum-legum dan
pupuk kandang mampu meningkatkan kandungan N, P dan C organik di dalam
tanah dibandingkan dengan pola tanam tumpangsari (legum-non legum-legum dan
non legum-non legum-non legum) tanpa pupuk kandang, sedangkan antar semua
perlakuan rotasi tumpangsari tidak nyata meningkatkan K dd dan KTK.
Kata kunci : C organik, K, N, P, Pola Tanam, Pupuk Kandang.ISMOYO AGUNG NUGROHO NN