Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T19:48:39ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2016-02-12T04:12:04Z2016-02-12T04:12:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21016This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/210162016-02-12T04:12:04ZKESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH
DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMAMasalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesantunan bertutur dialog tokoh
dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo dan implikasinya pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Dengan demikian tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang
Pencerah karya Hanung Bramantyo dan implikasinya pada pembelajaran bahasa
Indonesia di SMA.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber
data dalam penelitian ini adalah seluruh dialog tokoh dalam film Sang Pencerah.
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak bebas libat
cakap dan teknik catat. Kemudian, teknik analisis data menggunakan analisis
heuristik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesantunan bertutur dalam film Sang
Pencerah menggunakan beragam maksim kesantunan yang menaati dan
melanggar yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian,
maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Data
penaatan maksim kesantunan yang intensitasnya paling banyak dilakukan adalah
dengan maksim kesepakatan. Pelanggaran prinsip kesantunan yang intensitasnya
paling banyak dilakukan adalah dengan maksim pujian. Kesantunan bertutur
dalam film Sang Pencerah menggunakan dua bentuk, yaitu secara langsung dan
secara tidak langsung. Kesantunan secara langsung, ditandai dengan ungkapanungkapan
penanda kesantunan. Ungkapan penanda kesantunan linguistik yang
intensitasnya paling banyak dilakukan dalam film ini adalah ungkapan penanda
kesantunan ayo. Hasil penelitian juga menunjukan adanya bentuk kesantunan
secara tidak langsung dengan menggunakan dua bentuk tuturan, yaitu tuturan
deklaratif dan tuturan interogatif. Tuturan deklaratif sebagai ekspresi kesantunan
pragmatik berupa ajakan, persilaan, larangan, dan permohonan. Tuturan
interogatif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik berupa perintah, larangan, dan
permohonan. Kajian kesantunan ini dapat digunakan sebagai tambahan materi
pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, khususnya siswa kelas
sebelas. Guru dapat memanfaatkan kesantunan bertutur film Sang Pencerah
dalam pembelajaran kurikulum 2013 dengan KD 3.2 membedakan teks film atau
drama dan KD 4.2 memproduksi teks film atau drama.
Kata kunci : film Sang Pencerah, kesantunan, linguistik, maksim, pragmatik.1213041089 YORISTA INDAH ASTARI yoristaindahastari@ymail.com